Abu Ibrahim Woyla adalah pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal
dengan AbuIbrahim Keramat atau dipanggilnya dengan sebutan “Tgk Beurahim
Wayla”. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh dan dipercaya
sering menunaikan shalat Jum’at di Makkah dan kembali pada hari itu juga.
1. Kelahiran Abu
Ibrahim Woyla
Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku Ibrahim bin Teungku
Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla,
nKabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M. Mukhlis, salah satu santri kepercayaan
Abu Ibrahim Woyla, ditengarai mengetahui persis garis keturunan Abu Ibrahim
Woyla. Awalnya garis ke atas keturunan Abu Ibrahim Woyla yang berasal dari
Negeri Baghdad berjumlah tujuh orang datang ke Tanah Aceh, persisnya berlabuh
di Aceh Barat. Kemudian, ketujuhnya berpisah ke beberapa daerah di Aceh dan di
luar Aceh untuk menyebarkan agama Islam.
2. Masa Belajar Abu
Ibrahim Woyla
Menurut riwayat, pendidikan formal Abu Ibrahim Woyla hanya sempat
menamatkan Sekolah Rakyat (SR), selebihnya menempuh pendidikan Dayah (pesantren
tradisional/salafiyyah) selama hampir 25 tahun. Sehingga dalam sejarah masa
hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah belajar 12 tahun pada Syaikh Mahmud seorang
ulama asal Lhok Nga Aceh Besar yang kemudian mendirikan Dayah Bustanul Huda di
Blang Pidie Aceh Barat. Diantara murid Syaikh Mahmud ini selain Abu Ibrahim
Woyla juga Syaikh Muda Waly al-Khalidy yang kemudian sebagai seorang ulama
Thariqah Naqsyabandiyah tersohor di Aceh. Menurut keterangan, Syaikh Muda Waly
hanya sempat belajar pada Syaikh Mahmud sekitar 4 tahun, kemudian pindah ke
Aceh Besar dan belajar pada Abu HajiHasan Krueng Kale selama 2 tahun.Setelah
itu Syaikh Muda Waly pindah ke Padang dan belajar pada Syaikh Jamil Jaho Padang
Panjang. Dua tahun di Padang Syaikh Muda Waly melanjutkan pendidikan ke Mekkah
atas kiriman Syaikh Jamil Jaho. Setelah 2 tahun di Mekkah kemudian Syaikh Muda
Waly kembali ke Blang Pidie dan melanjutkan mendirikan pesantren tradisional di
Labuhan Haji Aceh Selatan. Saat itulah Abu Ibrahim Woyla sudah mengetahui bahwa
Syaikh Muda Waly telah kembali dari Mekkah dan mendirikan pesantren, maka Abu
Ibrahim Woyla kembali belajar pada Syaikh Muda Waly untuk memperdalam ilmu Thariqah
Naqsyabandiyah. Namun sebelum itu Abu Ibrahim Woyla pernah belajar pada Abu
Calang (Syaikh Muhammad Arsyad) dan Teungku Bilyatin (Suak) bersama rekan
seangkatannya yaitu Abu Adnan Bakongan. Setelah lebih kurang 2 tahun
memperdalam ilmu thariqah pada Syaikh Muda Waly, Abu Ibrahim Woyla kembali ke
kampung halamannya. Tapi tak lama setelah itu Abu Ibrahim Woyla mulai
mengembara yang dimana keluarga sendiri tidak mengetahui ke mana Abu Ibrahim
Woyla pergi mengembara.