Tuesday 4 February 2020

MILAD HMI KE-73. Menjadikan Allah sebagai Pemimpin


Bukan menjadi Pemimpin, Tapi menjadikan Allah sebagai Pemimpin.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Merujuk pada angka kelahiran 5-2-1947 dan usia HMI yang ke 73, kami ingin menyampaikan tiga pesan:

1. Tingkatkan Tolong Menolong dalam Kebaikan, Bukan dalam Dosa dan Kejahatan (QS. 5:2)

Peradaban harus dibangun dengan kekuatan komunal (kesatuan), ideologi serta cara-cara yang benar. Bukan dengan membentuk kelompok partisan guna saling hina dan menyebar kebohongan (hoaks). Bukan pula dengan dengan menguasai mimbar-mimbar agama lalu memprovokasi masa guna menghina negara (radikalisme). Hakikat HMI adalah sinergi dan networking dalam “amar makruf dan nahi mungkar”. Puncaknya adalah “takwa” (punya rasa takut kepada Allah). Jika lemah silaturahmi dalam mengadvokasi kebaikan serta berlaku jahat kepada sesama, akan turun azab pedih dari Allah ta’ala (berupa degradasi sosial dan ekonomi bangsa):

… وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. 5:2).

2. Perbanyak Taubat (QS. 19:47)

Dalam gerak individu dan keorganisasian, tidak bisa dipungkiri, banyak sekali noda yang melekat pada diri kita. Apalagi dunia politik dan intelektual kita yang penuh intrik dan keakuan. Maka usaha mensucikan jiwa harus terus ada. Allah Maha Pengampun. Bertaubatlah. Up-grade spiritualitas. Carilah wasilah, para wali, mursyid, master, guru atau orang-orang yang dekat dengan Allah dan Allah pun berlaku baik kepada mereka (makbul). Ambil mereka sebagai sahabat atau guru yang ikut mendoakan dan meminta keampunan selama penapakan ruhani. Semua gerak aktivisme kita pada hakikatnya adalah perjalanan jiwa menuju Allah. Semoga kita selamat:

قَالَ سَلَامٌ عَلَيْكَ ۖ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي ۖ إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا

“Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. 19:47).

3. Organisasi leadership adalah organisasi zikir, organisasi yang belajar menangkap sinyal-sinyal ilahiyah dan menjadikan Allah sebagai pemimpin (QS. 7:3)

Salah satu ke-“aku”-an (dosa terbesar) organisasi perkaderan adalah membangun nafsu agar orang-orangnya menjadi pemimpin. Pendidikan leadership yang sesungguhnya adalah upaya menghadirkan Allah dalam diri para kader (alumni), sehingga Dia sendiri yang memimpin mereka. Lihatlah para nabi. Apakah anda pikir mereka itu para pemimpin? Bukan! Mereka adalah “follower”, orang-orang yang telah menyerahkan diri untuk sepenuhnya dipimpin oleh Tuhan. Menjadi kader adalah belajar mewarisi Nabi. Belajar taat dan berserah diri. Belajar menjadi budak. Belajar menjadi hamba. Belajar untuk digerakkan oleh kekuatan-kekuatan yang datang dari sisi-Nya. Lihatlah, betapa banyak kerusakan yang telah ditimbulkan oleh orang-orang yang telah menjadikan setan (dirinya) sebagai pemimpin.

Maka syarat utama untuk menjadi kader HMI sejati adalah mencapai “makrifat” (menjadi insan kamil/insan cita). Yaitu insan yang jiwanya memiliki kadar kesempurnaan, yang memungkinkan bagi Allah untuk bertajalli dalam segenap aspek kemanusiaan. Dengan demikian, gerak perjuangannya senantiasa dalam tuntunan “muraqabah” (mengikuti petunjuk/hidayah/ridha Allah SWT).

اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ ۗ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikit kamu mengingat (berzikir)” (QS.7:3).

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.

Tuesday 27 August 2019

Islam "Karnaval" dan Islam "Sandiwara"


Kita tentu sering melihat sebuah karnaval, karnaval adalah arak-arakan dengan memakai berbagai jenis pakaian yang unik dan menarik. Misal, karnaval 17 Agustusan, memakai berbagai macam busana yang tidak biasa dipakai, mulai dari pakaian adat berbagai daerah, berbagai pakaian seragam, pakaian olah raga, pakaian kebesaran dan sebagainya. Namun kegiatan ini hanya seharian saja, setelah berpawai, berkeliling, setelah di tonton banyak orang, pakaian tersebut dilepas lagi dan mereka berpakaian lagi dengan pakaian mereka yang asli. Artinya, pakaian yang dipakai dalam karnaval itu hanyalah untuk dipamerkan, dipertontonkan saja, maka setelah itu dilepas dan dikembalikan, karena kebanyakan pakaian itu hanya disewa.
Betapa banyak ketika berislam hanya memakai pakaian sementara saja, bukan pakaian yang sebenarnya, pakaian supaya dikagumi, pakaian supaya di hormati, bahkan pakaian untuk menakut-nakuti umat, namun kapasitas mereka tidak sesuai dengan pakaian yang dipakai, orang Aceh mengatakan “khen pakaian droe dank hen seuneuduek droe”.

Friday 4 January 2019

Persahabatan Spiritual

Mengapa Persahabatan Spiritual Penting ?

Jangan bertanya tentang seseorang, tetapi bertanyalah tentang sahabatnya. Sebab, setiap orang akan mengikuti sahabatnya (Abdul Qadir Isa).

Persahabatan spiritual mempunyai arti penting bagi orang-orang yang menempuh perjalanan spiritual (salikin). Persahabatan spiritual bukan pertemanan biasa dalam arti teman diskusi dan berbagi pengalaman, tetapi pertemanan sejati yang bisa mengasah ketajaman batin kita di dalam memahami makrifat dan menyingkap tabir rahasia (mukasyafah).

Keutamaan persahabatan spiritual diisyaratkan dalam beberapa ayat antara lain: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS At-Taubah: 119).”Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.” (QS Luqman: 15).

Juga dalam hadits, “Orang-orang yang paling utama di antara kalian ialah orang-orang yang apabila mereka dipandang maka mereka mengingatkan kepada Allah.” (HR. Al-Hakim dari Anas).

Pergantian Tahun

Catatan kecil.
APA makna pergantian tahun? Seorang teman mengaku sekedar jalan-jalan dan makan makan. Ada yang merasa khawatir, karena belum jelas apa dikerjakan di tahun depan. Ada pula yang berdiam di rumah sambil melakukan perenungan diri.Peringatan tahun baru, seperti Tahun Masehi, menurut riwayat, pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai Kaisar Roma. Waktu itu di negara tersebut penanggalan yang dipakai ialah penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Maka Caesar memutuskan menggantikannya dengan tahun Masehi, yang diambil tahun lahirnya Nabi Isa Al Masih.Kalender itu pun dibuat sedemikian rupa-seperti yang kita kenal sekarang. Dia dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, Mesir. Pedoman penanggalan baru itu disusun dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini, sehingga secara periodik bulan Februari memiliki 29 hari, bukan 28 hari.Dalam penyusunannya terjadi beberapa perubahan, terutama menyangkut nama bulan, sebagaimana yang kita kenal sekarang. Misalnya, menjelang Caesar terbunuh di tahun 44 M, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.Di dunia ini berbagai perayaan tahun baru berlangsung. Orang Yahudi memiliki tradisi Rosh Hasanah yang jatuh sebelum tanggal 5 September pada kalender Gregorian. Tahun baru Tiongkok atau Imlek jatuh malam bulan baru pada musim dingin, antara akhir Januari hingga awal Februari, kemudian tahun baru Thailand dirayakan mulai tanggal 13 April hingga 15 April dengan upacara penyiraman air.Di kalangan rakyat Vietnam ada yang disebut dengan Tet Nguyên Dán, yang dirayakan pada hari yang sama dengan Imlek masyarakat Cina. Bagi orang Islam perayaan tahun baru 1 Muharram bukan hanya sarat dengan makna hijrah dan berbagai tafsir filosofisnya. Tetapi juga penuh muatan lokal. Nilai-nilai Islam dibaurkann dengan tradisi setempat tanpa membentur unsur-unsur ketauhidan.Tradisi menyambut tahun baru kini telah menembus sampai ke desa-desa akibat peran yang dimainkan media massa terutama televisi. Tahun lalu, suara terompet melintas batas-batas demografis dan sosiologis. Cahaya bunga api menyinari pematang sawah dan tebat ikan. Suara mercon tidak hanya di seputar jalan-jalan Ibu Kota dan kota besar.Kaum moralis dan agamawan mengkritik penyambutan tahun Masehi karena kebarat-baratan, dan bukan “adat istiadat” kita, sebab Islam punya tahun Hijriah. Khususnya di Aceh, pemerintah melarang keras adanya perayaan. Bahkan mengerahkan ratusan polisi syariat, untuk mencegah adanya perayaan pergantian tahun masehi itu. Meskipun di beberapa kawasan, mencoba menyiasati perayaan tahun baru masehi dengan melakukan zikir. Mungkin, ini solusi agar warga tidak melakukan aksi hura-hura.Setiap pergantian tahun baru selala ada pro, ada kontra, ada yang diam saja. Yang pasti “Old and New” seolah menjadi bagian dari budaya dunia. Di sinilah sejatinya setiap orang menyadai bahwa kehidupan ini tidak bisa dibatasi dengan dogma-dogma lama, tanpa ada argumen dan logika sehat. sebagai orang muslim, adanya imbauan bahwa kita hanya memperingati tahun baru hijriah-1 Muharram-sebagai tahun penanggalan Islam yang dihitung dari perpindahan (hijrah) Muhammad dari Mekkah ke Madinah, memang sebuah peristiwa sejarah sekaligus peristiwa religi.Pertanyaan saya, apakah kita bisa menutup langit, merantai setiap kaki manusia agar tidak bisa merayakan tahun baru masehi? Baru bisa mengabaikan tahun Masehi dan perayaannya, jika kita sudah tidak terikat dengan dunia luar; titak menggunakan bank dengan jadwal dan sistem kerja penanggalan Masehi. Sesungguhnya, Islam sebagai agama yang rahmatal lil alamin, tetap menghormati nilai-nilai universal dan pluralistik tanpa mengorbankan nilai-nilai hakiki ketauhidan. Maka hanya dengan pemahaman ketauhidan yang kokoh, tidak perlu harus menurunkan satpol pp atau menutup jalan agar orang Islam tidak ikut-ikutan merayakan tradisi tahun masehi itu.(wallahu)

Friday 28 December 2018

BERAGAMA HARUS MELAMPAUI SIMBOL-SIMBOL

BERAGAMA HARUS MELAMPAUI SIMBOL-SIMBOL

Alam semesta dan diri manusia merupakan "ayat" (tanda-tanda) adanya Allah. Tanda-tanda hanyalah simbol, bahwa ada sesuatu yang maujud dibalik itu. Namun sayangnya, banyak yang beragama lalu terhenti pada sekedar membaca tanda-tanda.

Persis seperti saat kita melakukan perjalanan dari kampung ke kota. Di pinggir jalan banyak sekali tanda-tanda yang memberitahukan kita bahwa ada kota di depan sana. Bodohnya kita, kita menjadi sibuk. Pandangan kita dibuat terpesona dan tidak mau pindah-pindah dari semua tanda-tanda itu. Sehingga kita tidak pernah sampai kepada Kebenaran (Hakikat/Haqq).

Friday 30 November 2018

Shalat dari orang-orang yang merendah diri (tadarruk)

Sesungguhnya Aku hanya menerima shalat dari orang-orang yang merendah diri (tadarruk) karena keagungan-Ku dan tiada menyombongkan dirinya di atas makhluk-Ku, tiada terus menerus bermaksiat kepada-Ku, menghabiskan masa harinya berdzikir kepada-Ku, berbalas kasih kepada orang miskin, orang musafir-ibnu sabil, perempuan janda dan orang yang terkena musibah. Ia memancarkan cahaya laksana matahari. Aku lindungi ia dengan Kebesaran-Ku dan memerintahkan malaikat-Ku menjaganya. Aku berinya cahaya dalam menerangi hidupnya. Ia diantara makhluk-makhluk-Ku laksana “Firdaus” gemerlapan di antara barisan surga-surga-Ku. (HR. Bazzar dari Ibnu Umar RA).

Thursday 29 November 2018

Pasword. "2,4,4,3,4"

Kalau anda ingin melindungi ponsel atau benda penting lain pasti menggunakan Password teraman, jika anda memiliki ponsel yang ada fasilitas deteksi wajah, anda akan menggunakan wajah anda sendiri untuk melindungi data-data penting disitu, tidak mungkin anda menggunakan wajah orang lain. Analogi ini bisa kita gunakan untuk memahami bagaimana Allah SWT melindungi surga-Nya, sudah pasti Dia akan menggunakan sesuatu yang canggih yang tidak mungkin di tiru oleh para penyusup (setan) dan password terbaik dan Maha Canggih itu adalah wajah-Nya sendiri karena hanya wajah Dia yang Abadi  sebagaimana Firman-Nya : “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah” (QS. Al-Qashash : 88)