Sunday, 10 August 2014

SEJUMLAH PERTANYAAN PERIHAL ISIS




Islam menutut pertanggungjawaban atas sebuah tindakan umatnya. Dari sana, Islam kemudian mendorong umatnya menggerakkan pikiran sebelum memutuskan dan bertindak sesuatu. Karena tidak ada suatu apapun yang dibiarkan berlalu tanpa sebuah pertanggungjawaban.
Di dalam Al-Quran, surah Al-Isra ayat 36 tertera dengan makna yang berbunyi, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya”.

Ayat di atas secara otomatis memerintahkan seluruh umat Islam tidak boleh ikut-ikutan. Mereka harus mempelajari segala sesuatu sebelum memutuskan yes atau no, pro dan kontra, ikut atau tidak ikutnya terhadap sesuatu tersebut.

Tak ubahnya dengan kelompok ISIS (Islamic State in Iraq and al-Shām) atau NIIS (Negara Islam Irak dan Syam) yang sedang berupaya menyebar “ajaran Islam” di negara-negara yang notabenenya negara-negara Islam, terutama di sejumlah Negara Arab dengan menghalalkan cara kekerasan yang mereka nilai sesuai berdasarkan ketundukkan kepada Amirnya karena sudah bai’at dan menganggap pihak lain sebagai musuh agama yang halal darahnya.

Pergerakan ISIS cukup mengejutkan. Mereka memiliki dana yang sangat besar walaupun para donator penyuntik dananya tidak pernah ada yang berani mengaku selain dana hasil pencaplokan mereka terhadap sejumlah kilang minyak atau gas di Irak dan Suriah.

Aksi-aksi negatif ISIS di sejumlah wilayah yang telah “dimerdekakan” dan dikuasai banyak memberikan ketakutan bagi umat Islam sendiri. Umat Islam terkejut, begitukah ajaran agama Islam, begitukah kerahmatan Nabi diutus? Banyak muslim lari dari wilayah yang dikuasai ISIS. Islam yang indah dibuat galak dan tercoreng dengan dalih mendirikan negara Islam yang murni dan konsekuen.

Siapa Amir ISIS itu? Nama aslinya tidak pernah diketahui. Lalu siapa para bithanahnya (penasihat) yang berada di sekelilingnya? Apakah mereka para ulama atau mujtahid yang telah diakui keilmuannya? Akhlaknya? Apakah para ulama Islam yang diakui keilmuannya mengakui mereka? Lalu siapa para pendukung mereka baik secara politik (jika ada), media, senjata atau dana. Semua ketakutan untuk bilang “Kamilah Pendukungnya!” Kemudian siapa yang paling paling dirugikan karena ulah mereka?

Sudah berapa ribu kaum muslimin di Irak dan Suriah menjadi korban ISIS? Padahal seorang muslim sejati akan menggigil dan merasa sangat bersalah sewaktu dengan tidak sengaja melukai sedikit hati atau fisik saudaranya. Sementara mereka bangga dan teriak Allahu Akbar usai memenggal kepala saudaranya dan mengklaim Allah menyiapkan surga karena aksinya itu.
Sungguh tidak dapat dipahami jika WNI jauh-jauh datang ke Suriah, Irak, Lebanon dengan biaya cukup besar hanya untuk membunuh saudaranya sendiri atau setidaknya saudara secara kemanusiaan!

Dulu warga Arab datang menyebarkan ajaran Islam ke Indonesia dengan akhlak terpuji. Warga Indonesia menyambut hangat dan berduyun-duyun masuk agama Islam. Tetapi kini ada sejumlah WNI datang ke Timur-Tengah untuk menyebar Islam, tetapi dengan bentuk lain, bukan dengan akhlak karimah! Semua tindakan mereka itu akan dimintakan pertanggunjawabannya di dunia serta di akhirat kelak !

Sumber NU.or.id / NU Online

No comments:

Post a Comment