Tuesday, 23 February 2016

MAZHAB CINTA

EVOLUSI SPIRITUAL. Evolusi kesempurnaan manusia bergerak dari cara berfikir "aku" ke "Aku", dari "cinta" ke "Cinta", dari ego personal menuju Tuhan yang universal. Pada tahap terendah dari kualitas kemanusiaan, kita hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri. Semuanya tentang "aku" dan apa untungnya bagiku? Semuanya tentang perutku, jabatanku, dan ketenaranku. 

Tahap perkembangan selanjutnya adalah mulai berfikir untuk lebih dari sekedar "aku." Cinta mulai tumbuh lalu muncullah rasa untuk membahagiakan keluarga, anak dan istri. Bagi mereka yang tidak berkeluarga akan punya kesulitan memahami makna hakiki dari peduli dan berbagi. Makanya, perkawinan disebut sebagai bagian penyempurnaan sisi keagamaan kita. Yaitu upaya untuk mengeluarkan kita dari ego dan kesendirian kita. Namun perjalanan kita belum selesai. Karena tahap selanjutnya dari evolusi kemanusiaan adalah bergerak kepada berfikir tentang masyarakat. Bisakah kita membawa cinta yang terbangun dalam kelompok kecil di masing keluarga untuk memberi manfaat serupa bagi mereka yang ada dikomunitas kita? Bisakah kita bersama anak dan istri menjadi partikel-partikel cahaya yang mampu menerangi masyarakat, umat dan bangsa? 

Kita dan keluarga kita mestilah menjadi orang-orang yang membawa cinta bagi lingkungan kita. Inilah makna bersholawat kepada Nabi dan Keluarga Sucinya, yang merupakan para founding fathers terawal dari ummah ini. Puncak spiritualitas adalah tumbuhnya cara berfikir bahwa segalanya adalah tentang Tuhan: dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan. Puncak evolusi adalah leburnya aku, keluargaku, dan masyarakatku dalam Tuhan. Semua cara berfikir dan bertindak telah menyatu dalam sebuah kerangka universal Yang Maha Tinggi lagi Maha Suci. Kita tak lagi melihat diri kita sebagai makhluk asing yang tak berguna serta lemah tak berdaya. Tapi kita telah melihat bahwa diri kita adalah "rahmatal lil'alamin", yang punya energi Tuhan untuk membawa perubahan, kebaikan, dan kebahagiaan bagi semua makhluk di semesta alam. Semoga perjalanan kita bisa tuntas sampai ke maqam "Cinta", fana dalam ma'rifat-Nya. Oleh sebab itu, hidup yang benar adalah yang mengalami "perluasan cinta", bukan yang mempersempit diri apalagi memupuk benci. Sudah sampai dimana evolusi anda? [SM, 2016].

No comments:

Post a Comment