Friday 30 November 2018

Shalat dari orang-orang yang merendah diri (tadarruk)

Sesungguhnya Aku hanya menerima shalat dari orang-orang yang merendah diri (tadarruk) karena keagungan-Ku dan tiada menyombongkan dirinya di atas makhluk-Ku, tiada terus menerus bermaksiat kepada-Ku, menghabiskan masa harinya berdzikir kepada-Ku, berbalas kasih kepada orang miskin, orang musafir-ibnu sabil, perempuan janda dan orang yang terkena musibah. Ia memancarkan cahaya laksana matahari. Aku lindungi ia dengan Kebesaran-Ku dan memerintahkan malaikat-Ku menjaganya. Aku berinya cahaya dalam menerangi hidupnya. Ia diantara makhluk-makhluk-Ku laksana “Firdaus” gemerlapan di antara barisan surga-surga-Ku. (HR. Bazzar dari Ibnu Umar RA).

Kebanyakan orang melaksanakan shalat hanya berfokus kepada ritual zahir saja, melaksanakan gerak badan memenuhi rukun shalat. Begitu hampa dan kosong shalat yang dilaksanakan, rasa nya ingin cepat-cepat dia menyelesaikan gerak-gerak tersebut karena ada kegiatan lain menurut dia yang lebih penting. Maka terjadilah shalat seperti orang melakukan lomba, di mulai takbir dan diakhiri salam dalam waktu begitu singkat.

Sudah banyak kami tulis disini tentang hakikat shalat khusyuk dimana hati hamba akan senantiasa mengingat Allah di dalam shalatnya karena telah terlebih dahulu di latih lewat Dzikir diluar shalat. Shalat dimana ruh nya berada di alam Rabbani itulah yang termasuk shalat khusyuk.

Berdasarkan Firman Allah di dalam hadist Qudsi di atas, Allah hanya menerima shalat orang-orang yang telah memenuhi kriteria sedangkan selain itu akan tertolak dan dilempar ke kakinya kembali. Jika shalat tertolak maka seluruh ibadah lain akan tertolak dengan sendirinya. Membangun 1000 mesjid, menyantuni jutaan anak yatim akan ikut hangus bersama hangusnya shalat.

Shalat yang diterima adalah orang yang melakukannya dengan merendah hati, penuh adab dan tidak menyombongkan diri dengan makhluk-Nya, artinya jika ada sezarah kesombongan di hati maka shalatnya tertolak. Menyombongkan diri ini memiliki makna sangat luas termasuk merasa diri lebih hebat dan suci dari orang lain. Merasa ibadahnya lebih banyak itu juga bagian dari panyakit hati.

Dari keseluruhan kriteria shalat diterima oleh Allah seperti dalam Hadist di atas, kesemuanya ada di dalam tasawuf yang dipraktekkan di dalam tarekat. Melaksanakan dzikir dibawah bimbingan Guru Mursyid di dalam tarekat akan membuat hati menjadi tenang, bersih dan bercahaya, dengan itulah kita bisa melaksanakan segala ibadah dengan sempurna karena ruhani kita telah tersambung kepada Yang Maha Sempurna.

Lalu siapakah Dia yang disebut dalam hadist di atas sebagai sosok yang memancarkan cahaya laksana matahari?

Tentu saja dia adalah para kekasih Allah yang meneruskan pancaran Nurun Ala Nurin pada orang-orang yang dikehendaki Allah, karena dia adalah Aparat Allah SWT, seperti juga Rasulullah SAW sebagai Aparat Allah SWT yang Pertama, dan Ia adalah Penerus Tugas Rasulullah, sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang sebenar-benarnya, sebagai Al Ulama-u Warisatul Anbiya-i yang sebenar-benarnya, Lahir bathin, dalam jasmani dan dalam rohani.

Dia juga yang disebut dalam hadist lain memberi syafaat (pertolongan) kepada seluruh ummat sebagaimana Nabi memberikan syafaat (Yasyfa’u yaumal qiamatil Anbiya-u tsummail ‘Ulama-u, tsummasy syuhada-u).

Dia juga yang disebut dalam Hadist Qudsi :

“Sesungguhnya langit dan bumi tidak berdaya menjangkau-Ku namun Aku telah dijangkau oleh hati seseorang mukmin (yang Aku kasihi) (HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih).

Dia juga disebut dalam hadist berikut :

“Carilah kebaikan pada orang-orang yang mempunyai sifat belas kasih dari pada umat-Ku, tentu kamu akan dapat hidup dibawah lindungannya, karena rahmat-Ku ada pada mereka. Dan jangan mencari kebaikan dari orang-orang yang kejam hati, karena murka-Ku menimpa di atas mereka (HR. Al Qudha’ie dan Abi Said).

Berdebat seluruh manusia siang dan malam memaknai khalifah Allah, ada yang memaknai dengan sederhana bahwa seluruh manusia adalah khalifah-Nya sampai kepada tahap rumit untuk mewajibkan membentuk sebuah pemerintahan dibawah seorang Khalifah.

Allah SWT sudah pasti akan terus menurunkan hamba-hamba yang terpilih sebagai pembawa rahmat dari sisi-Nya, meneruskan misi Rasulullah SAW sehingga sampai kapanpun sebelum kiamat datang, rahmat Allah senantiasa didapat oleh ummat lewat pancaran Qalbunya.

Siapakah Dia??

No comments:

Post a Comment