Puasa adalah salah satu amalan wajib yang diperintahkan Allah kepada hambanya. Kewajiban puasa tercantum pula dalam rukun Islam yang ke empat. Maka, sudah menjadi kewajiban yang mutlak untuk menjalankannya. Perintah puasa tidak menjadi hal baru untuk umat muslim. Allah SWT memerintahkan pula kepada umat-umat terdahulu sebelum kita.
Keterangan ini terukir jelas dalam Al-qur’an berbunyi ; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).
Dari isi ayat Al-qur’an telah jelas bahwa Allah telah memerintah kepada umat terdahulu sebelum kita dengan tujuan agar kita bertaqwa kepada-Nya. Bertaqwa berarti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Begitu pula dengan ibadah puasa. Nilai-nilai ketaqwaan seharusnya terpatri dan melekat pada jiwa seorang muslim.
Puasa atau shaum, tidak hanya menahan lapar dan haus saja. Namun, segala bentuk panca indera kita ikut berpuasa dibulan suci ini. Salah besar jika puasa diartikan sebagai media untuk menahan haus dan lapar saja. Hanya indera pengecap kita yang berpuasa, akan tetapi beberapi indera yang lain dibiarkan begitu saja. Tangan dibiarkan bebas, kakipun bebas, begitupun dengan telinga dan mata. Beberapa panca indera ini, rawan akan perbuatan jelek apabila kita tidak meminimalisirnya dari mulai sekarang. Karena ibadah shaum akan terlihat kosong jika kita tidak mampu menjadi keseluruhan panca indera kita.
Sebagai umat muslim, tentu kita tidak mau jika ibadah puasa kita bernilai nol dihadapan yang Maha Kuasa. Kita tidak mau ibadah kita menjadi sia-sia. Maka, keimanan dan ketaqwaanlah yang mampu menjawab itu semua. Taqwa dan keimanan sebagai perisai untuk melaksanakan ibada suci. Dan diharapkan ini membekas dibulan-bulan yang lain selain bulan Ramadhan.
Hikmah puasa ternyata mempunyai nilai sosial yang sangat dalam. Disanalah akan timbul keberkahan. Kita akan merasa peduli kepada teman, sahabat, kerabat atau tetangga kita yang sedang kesusahan, membutuhkan uluran tangan kita. Nilai sosial begitu besar termanifestasikan. Dengan ibadah shaum, kita diajarkan berbagi dan peduli sesama.
Islampun mengajarkan demikian, bahwa sebagai saudara kita dituntut untuk berbagi dan peduli. Umat muslim ibaratkan satu tubuh dan satu kesatuan. Harus mampu merasakan rasa sakit dan pahit dalam kehidupan.
Karena sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat untuk yang lainnya (khoirunnas anfauhum linnas). Sebagaimana hadits Nabi mengatakan ; ‘’ Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya. Manusia yang baik adalah dia mampu memberikan manfaat dalam hal apapun kepada setiap orang. Artinya orang tersebut tidak memberikan kerugian kepada yang lain.” (HR. Ahmad dan Thabari)
Semoga Ramadhan kali ini menjadi awal bagi kita untuk lebih intens beribadah kepada-Nya. Dan keberkahan dan kebaikan pun dapat kita raih, yang diakhiri menjadi suatu momen keindahan yang begitu membanggakan di dalam jiwa umat islam.
Berkah Ramadhan, berkah kehidupan. Ibadah tenang, hatipun tentram. Hingga diakhir kita bersiap menuju kemenangan.
Selamat menjalankan ibadah Ramadhan 1436 Hijjriyah. Semoga amal ibadah kita diterima. Amiin yarobbal alamin
No comments:
Post a Comment