PERTAMA – tama kita harus bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan, artinya bahwa Allah sedang memberikan kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, untuk mensucikan hati kita dari segala dosa. Karena Ramadhan merupakan sahrul magfirah, bulan yang penuh dengan pengampunan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760).
Jika 11 bulan yang lalu kita masih sering melakukan dosa, seperti judi togel, melakukan riba, berbohong kepada orang tua, kemudian kalau dikalangan pegawai mungkin ada yang masih melakukan/menerima Gratifikasi (Penyuapan) demi memuluskan tujuanya. Maka sekaranglah saatnya untuk melakukan suatu pertaubatan.
Rasullulah SAW bersabda “Setiap anak adam pernah melakukan dosa dan sebaik-baiknya pendosa adalah mereka melakukan taubat.”
Kemudian dijelaskan pula dalam Al-Quran dalam Surat Al-Baqarah ayat 160,“Dan Akulah yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Jika kita cermati ayat tersebut artinya bahwa pintu taubat itu selalu terbuka untuk kita, untuk siapapun yang ingin melakukan pertaubatan, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mesucikan diri.
Kemudian jika kita sudah bertaubat, apa yang harus kita lakukan? Perbanyakalah amaliah ibadah kita, seperti qiraatil quran, qiyamul lail , dan perbanyaklah bersedekah. Apalagi jika bersedekah di bulan ramdhan maka pahalanya akan dilipat gadakan, jika kita rajin bersedekah, berarti kita juga sudah berinvestasi untuk kehidupan akhirat.
Sekarang kita kembali lagi ke soal pertaubatan, ternyata ada korelasinya antara dosa dan kebahagiaaan. Kalau kita perhatikan Bangsa Indonesia hari ini kenapa banyak rakyat yang hidupnya tidak sejahtera bahkan menderita, kenapa hal ini bisa terjadi? Padahal sumber daya alam kita melimpah? Jawabannya adalah karena di negeri kita masih banyak pendosa, itulah yang menjadi penghalang turunnya rahmat Allah kepada kita.
Setiap hari kita kita menyaksikan di televesi, kejahatan semakin merajalela. Ditingkat birokrasi pemerintahan korupsi semakin menggurita, belum lagi soal kenakalan remaja. Maka dari itu, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai momentum pertaubatan nasional. Di mulai dari kita, mari kita kembali merevitalisasi akhlak dan moral kita dengan membangun kesalehan individu kemudian membangun kesalehan sosial, InsyaAllah jika kita dapat mensinergikan keduanya kita dapat mewujudkan negeri yang Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.
No comments:
Post a Comment