Monday 28 December 2015

BACALAH !


Bacalah cuma 2 menit saja.


Pernah berlaku di zaman Khalifah Bakar As-Sidiq terhadap seorang sahabat yang meninggal dunia. Setelah dimandi dan di kafankan, lalu diletakkan di satu sudut rumah untuk disholatkan. Semasa sholat hendak dimulakan, tiba-tiba mayat itu bergerak-gerak.



Tampillah seorang daripada mereka untuk menghuraikan ikatan kafan karena menyangka mayat itu masih hidup.

Tatkala kafan itu terbuka, alangkah terperanjatnya mereka karena mayat itu di lilit dan digigit oleh seekor ular.

Lalu mereka mengambil kayu untuk memukul ular tersebut.

Sekali lagi mereka terkejut karena ular itu mengucap dua kalimah syahadat serta berkata :

"Apakah sebabnya kamu hendak membunuhku?. Aku tidak bersalah dan tidak pula menyakiti kamu.

Aku hanya menjalankan perintah Allah menyiksa mayat ini sehingga Hari Akhirat".

Para hadirin bertanya : "Apakah yang menyebabkan mayat ini disiksa?"

Ular tersebut menjawab : "Mayat ini selama hidupnya telah melakukan tiga kesalahan yaitu,
Pertama : Ia mendengar azan tetapi tidak diindahkan malah tidak pula mengerjakan sholat.
Kedua : Ia tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Ketiga : Ia tidak mau mendengar nasihat yang baik-baik dari para alim ulama'.
Itulah yang menyebabkannya disiksa sedemikian rupa."

Ya Allah..Kami Memohon pada Engkau , Ampunilah dosa-dosa kami ,terimalah amal ibadah kami, dan matikanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah,

Aamiin ya Rabbal'alamiin.

SILAHKAN SHARE... !!!

CINTA

CINTA adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. 

JALAN MENUJU SURGA

JIKA engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah ia…barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat.
Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah ia, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga.
Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.
Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia… Barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia.
Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba’ ta’ kepada anak-anakmu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu..yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.
Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti… Setidaknya itu menjadi sedekah untuk dirimu.
Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata, “Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya.”
Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR. Muslim).
Oleh: Ibunda Holistic Center Thibbun Nabawi


Monday 14 September 2015

Pendaftaran Besic Training (LK1) HMI Cabang Meulaboh.

Meulaboh - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kembali menggelar Pelatihan Dasar Kader 1 atau popular dengan Basic Training (LK I) yang dilaksanakan oleh HMI Komisariat Bersama Cabang Meulaboh.
Pendaftaran dibuka tanggal  11 - 15 September 2015  (Pukul 09.00-17.00 Wib)
Screning Tes  11 – 16 September 2015 di Kantor Cabang HMI Meulaboh, dibelakang Mesjid Agung. (Pukul 08.00-17.00 Wib)
Tempat Pendaftaran di Kampus Masing-Masing atau Hubungi :
Contact        :      
HMI Komisariat Pertanian (0823 6144 5467)
HMI Komisariat Ekonomi (0853 7186 0363)
HMI Komisariat FKM (0853 5991 5867 / 0822 7345 7349)
HMI Komisariat Fisip (0821 6566 2499)
HMI Komisariat Perikanan (0852 9652 8972)
HMI Komisariat Teknik
HMI Komisariat STIKIP (0823 6705 9543)
HMI Komisariat STAIN (0823 6072 27472)
HMI Komisariat STIMI (0822 7780 6507)


Anda Mahasiswa...? ·        
Apa yang anda butuhkan sebagai Mahasiswa dalam pemenuhan Kapasitas diri anda....? ·        
Anda mau tahu bagaimana peran anda sebagai Mahasiswa...? ·       
Anda ingin cakap dalam bertindak dan menyelesaikan permasalahan anda sebagai Mahasiswa..? ·        
Anda ingin cerdas secara Intelektual, Emosional, dan Spiritual...? ·        
Anda ingin jadi mahasiswa yang sadar akan perubahan...?
Ikuti kesempatan ini dalam mengawali langkah anda sebagai Mahasiswa untuk berubah menjadi yang terbaik bagi Umat dan Bangsa. (YAKUSA)......!!!
Buruaan jangan sampai ketinggalan, manfaatkan Peluang dan Kesempatan. (GRATISS)

(Kesempatan tak datang 2x)


Wednesday 9 September 2015

SEBAIT DO'A DAN HARAPAN

Sama seperti hari-hari biasanya, aku bangun pagi-pagi, Menemani sang embun menanti kedatangan mentari pagi.
Hmm... Mentari pagi memang sangat menyenangkan untuk ditunggu !

Maha Suci Allah yang masih memberikanku kesempatan merasakan nikmatnya menghirup segarnya udara hari ini yang masih memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri, yang masih memberikanku kenikmatan atas nikmat sehat, iman dan islam yang aku berharap untuk selalu ditetapkan hingga nyawa meninggalkan badan.

Hari ini menjadi begitu bermakna bagiku, hari dimana dulu saya pernah dilahirkan.
Ucapan selamat dan doa dari keluarga, dan sahabat mengalir deras menghiasi inbox hp dan Sosmed Ku.
Yah.. Dunia memang biasanya menjadi lebih indah pada saat kita berulang tahun.
Semua memberikan kata-kata indah dan penuh makna. 
J

Alhamdulillah....
Tanpa terasa sekarang telah sampai usiaku dalam kedewasaan ( 21 tahun )
Ya Allah... Kini aku sudah dewasa, mencoba mengais hidup, mencoba menerjang hidup, jadikanlah aku menjadi khusuk dan tawadhu dalam menerima hikmah dan berkahMu.

Tuesday 1 September 2015

NAMA-NAMA BULAN ACEH

NAMA-NAMA BULAN ACEH. Hasan Husen - Shafa - Moelod - Adoe Moelod - Bungong Kayèè - Khanduri Boh Kayèè - Khanduri Apam - Khanduri Bu - Puasa - Uroe Raya - Meurapet - Haji.
Sebagian besar bulan mengambil tema "khanduri." Sebuah arahan agar kita menjadi bangsa yang suka menjamu, memberi, dan berbagi. Juga refleksi bahwa kita adalah bangsa "sejahtera." Hanya pada nama-nama bulan Aceh kita temukan makna sesungguhnya dari "Merdeka."
Namun awal dari semua itu adalah "Hasan Husen." Sebuah simbol protes, perjuangan, perlawanan, perbaikan, penegakan keadilan, amar ma'ruf nahi munkar, dan kesyahidan. Inilah akar kemerdekaan. (Picture from Edi Fadhil's)

Monday 31 August 2015

DAMAI

DAMAI itu hanya pengalihan isu, bahwa seolah-olah kita tidak punya lagi musuh untuk diperangi. Padahal, ketidak adilan selalu muncul dengan aktor berbeda namun perilakunya sama: korup dan tiran.
Damai itu baru tercipta ketika realitas yang ada bersesuaian dengan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Tidak ada kedamaian jika perut lapar, dan angka kezaliman (kemiskinan) masih merata. Tidak ada damai jika pendidikan terburuk se-Indonesia. Tidak ada damai jika pelayanan publik masih suka-suka.
Oleh sebab itu, jihad melawan hal-hal seperti ini harus ada sepanjang masa. Bukankah Islam itu agama jihad, agama perang, agama penegakan keadilan, agama amar makruf nahi munkar? Mungkin modelnya yang berbeda. Tidak perlu lagi dengan kekerasan dan perjuangan bersenjata. Kita harus melakukan perlawanan dengan pola-pola baru, santun tapi mematikan.

MUSUH KEMERDEKAAN

MUSUH KEMERDEKAAN. Untuk mencapai kemerdekaan, membawa bangsanya menuju "tanah yang dijanjikan", Musa as harus berperang melawan tiga aliansi kekuatan. Siapa saja mereka?
Pertama, Fira'un (Pharaoh): Sebuah simbol kekuatan politik yang menindas dan membodohi. Sosok yang juga dikenal dengan Ramses ini dikenal arogan dan diskriminatif. Hanya yang mampu menjilat dan menuhankan dirinya yang diberi jabatan dan kerja. Selebihnya, yang kritis, akan disingkirkan dari wilayah kerajaannya.
Kedua, Qarun (Korah): Representasi kapitalis pengusaha yang menguasai berbagai proyek dan sumberdaya. Ia dikenal sebagai orang kaya. Ia bersedia membayar dan mendukung siapa saja, sejauh itu menjanjikan akses anggaran baginya. Pebisnis ulung ini punya aset yang tak terkira jumlahnya. Masyarakat dipekerjakan, tapi bukan untuk disejahterakan. Melainkan untuk menaikkan nilai saham korporasinya.

KISAH SEPASANG LEMBU

ALKISAH, ada sepasang lembu. Yang jantan cukup ganteng, pun si betina cantik sekali. Kehidupan mereka biasa saja. Walaupun hidup di kandang yang bersih, tapi suka dan duka tetap ada. Sehari-hari, sebagaimana lembu-lembu yang lain, ia harus kerja sesuai arahan majikan. Susunya diperah untuk memperkaya sang tuan. Mereka lihai untuk membuat orang-orang kampung tertawa. Terutama orang-orang kampung yang sehari-hari tak punya tontonan juga tak ada kerja. Untuk kerja berat seperti ini mereka terus dijaga, diberi makan berkecukupan agar tetap sehat dan terus bekerja. Tidak lama kemudian, dari perkawinan mereka lahirlah anak. Anak inipun terus tumbuh..... dan seterusnya.
Demikian. Cerita yang biasa saja. Namun akan menjadi luar biasa, kalau ada tv yang terus menerus menyiarkannya.

NABI-NABI KAMPUS.

"NABI-NABI KAMPUS." Dalam pandangan saya, menjadi dosen itu adalah sebuah jalan (thariqah) untuk meniru para nabi, menuju keparipurnaan manusia (insan kamil). Mengapa?
Pertama, seorang dosen harus rasional (cerdas) dengan menguasai berbagai alur pikir pengetahuan dan teori. Nabi-nabi pun dalam sejarah tercatat sebagai manusia-manusia dengan IQ tinggi.
Kedua, kecerdasan seorang dosen dalam bidang tertentu harus mampu diartikulasikan dalam bentuk lisan dan tulisan. Disini, banyak dosen yang cerdas tapi lemah retorika. Dia tau banyak hal, tapi tak bisa dijelaskan dengan baik didepan mahasiswa. Ada juga yang bagus speaking-nya, tapi tak produktif menulis. Padahal, nabi-nabi dalam sejarah dikenal sebagai orator-orator ulung yang juga meninggalkan berbagai kitab tertulis.
Ketiga, bukan cuma harus cerdas serta mampu mengutarakannya dalam bahasa lisan dan tulisan, seorang dosen juga harus mampu melakukan pengabdian dengan cara masuk ke dalam jiwa masyarakatnya dan memimpin mereka untuk melakukan perubahan-perubahan. Disinilah terletak peran sosial leadership "nabi-nabi kampus". Tapi disini kita temukan banyak dosen yang hidup hanya dalam pagar kampus, mengunci diri dalam menara gading yang tinggi, dan sibuk dengan berbagai teori. Tapi ada satu dua dari mereka yang mewarisi karakter para nabi. Saya sendiri masih jauh dari itu. [SM, "Refleksi hari Jum'at"].

KAYA: UKURAN KEIMANAN & KEISLAMAN KITA.

KAYA: UKURAN KEIMANAN & KEISLAMAN KITA. Salah satu ukuran keimanan adalah kaya raya, dari sumber-sumber halal tentunya. Karena Allah sendiri Maha Kaya, bukan Maha Miskin. Begitu juga dengan keislaman kita, salah satunya diukur dari seberapa kaya kita. Karena dalam rukun Islam ditegaskan tentang zakat, dan ini hanya bisa dipenuhi kalau kita cukup harta. Begitu juga dengan naik haji, sebuah puncak keislaman tertinggi yang hanya untuk dipenuhi oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi. Jadi, 2 dari 5 rukun Islam (atau 40% keislaman kita) diukur dari kaya atau tidaknya kita. Ini bobotnya besar sekali. Oleh sebab itu, Salah satu bentuk dakwah yang benar adalah dakwah untuk mengajak, mengajari, dan mendampingi orang lain agar terbebas dari kemiskinan menuju kemakmuran. Yang setuju angkat tangan. Yang tidak setuju angkat kaki

Monday 27 July 2015

ASAL USUL DEMOKRASI

Alkisah, berkumpullah para orang kaya di sebuah warung kopi. Biar ilmiah sedikit, sebutlah itu terjadi di sebuah kota di Yunani kuna. Atau kalau mau dalam perspektif yang lebih modern, katakanlah itu bermula di sebuah warung nun jauh di Amerika sana.
Karena mereka yang berkumpul ini semuanya sudah kaya, mereka ingin sesuatu yang baru: TERKENAL! Ingat, banyak orang yang kaya tapi tak dikenal oleh massa. Penyakit setiap orang yang sudah kaya adalah ingin popular. Salah satu cara untuk terkenal tentu dengan menjadi kepala negara.
Kalau semua yang kaya menjadi pemimpin di satu negeri tentu tidak bisa. Mesti satu saja. Masalahnya, mereka semua ingin berkuasa dan terkenal. Tetapi mereka juga sadar, bahwa tidak bagus jika sesama orang kaya saling berantam dihadapan orang miskin hanya untuk memperoleh sebuah kursi. Apalagi tujuan menjadi pemimpin hanya sekedar untuk memperoleh titel tambahan, karena pada dasarnya mereka semua sudah pada kaya.
Maka mulailah para orang kaya ini berdiskusi tentang teknis perolehan kekuasaan. Akhirnya mereka setuju untuk menggunakan rakyat sebagai alat untuk mencapai cita-cita. Apalagi mereka melihat rakyat selama ini hanya duduk terbengong-bengong tak ada kerja. Maka didisainlah semacam permainan, dengan sejumlah panitia: ada pelaksana, pengawas, dan sebagainya. Mereka sepakat untuk mengarak rakyat yang miskin-miskin itu, pada hari yang disepakati, guna memilih siapa diantara mereka yang layak memimpin negeri.
Maka kini tugas masing orang kaya bukanlah untuk berantam sesama mereka. Tetapi pekerjaan mereka adalah mempengaruhi rakyat, memberi keyakinan bahwa negeri ini akan maju dibawah kepemimpinan salah satu dari mereka. Jadi, demokrasi itu tak lebih dari "game of the riches", permainan para orang kaya.
Untuk mencapai kemenangan, rakyat tentu harus dibuat militan dan didorong habis-habisan untuk bekerja bagi mereka. Alhasil, rakyat yang memang bodoh-bodoh saling berantam.
Bagi mereka yang kaya, bunuh-bunuhan ini menjadi semacam tontonan kaum bangsawan di Colosseum Gladiator kota Roma.
Bagi orang kaya, semua keriuhan ini tak lebih dari sebuah pesta untuk mengantarkan salah satu dari mereka ke pelaminan istana. Semakin ramai yang hadir tentu akan terlihat semakin hebat dimata orang kaya negeri tetangga.
Diujung semua pesta dan keributan ini, terpilihlah salah satu orang kaya sebagai pimpinan negara. Urusan sesama orang kaya sudah selesai. Mereka saling mengucapkan selamat, diakhiri salam-salaman. Tapi di dada rakyat awam, yang tersisa hanya ego untuk lanjut gontok-gontokan. Rakyat juga disemangati untuk terus memperjuangkan orang kaya panutan masing-masing, pada episode Pilkada mendatang.
Inilah asal usul demokrasi: "dari orang kaya, oleh rakyat miskin, untuk orang kaya." [SM]*****

Saturday 25 July 2015

ABU IBRAHIM WOYLA “WALI DARI TANAH ACEH”

 Abu Ibrahim Woyla adalah pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan AbuIbrahim Keramat atau dipanggilnya dengan sebutan “Tgk Beurahim Wayla”. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh dan dipercaya sering menunaikan shalat Jum’at di Makkah dan kembali pada hari itu juga.

1. Kelahiran Abu Ibrahim Woyla
Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, nKabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M. Mukhlis, salah satu santri kepercayaan Abu Ibrahim Woyla, ditengarai mengetahui persis garis keturunan Abu Ibrahim Woyla. Awalnya garis ke atas keturunan Abu Ibrahim Woyla yang berasal dari Negeri Baghdad berjumlah tujuh orang datang ke Tanah Aceh, persisnya berlabuh di Aceh Barat. Kemudian, ketujuhnya berpisah ke beberapa daerah di Aceh dan di luar Aceh untuk menyebarkan agama Islam.
2. Masa Belajar Abu Ibrahim Woyla
Menurut riwayat, pendidikan formal Abu Ibrahim Woyla hanya sempat menamatkan Sekolah Rakyat (SR), selebihnya menempuh pendidikan Dayah (pesantren tradisional/salafiyyah) selama hampir 25 tahun. Sehingga dalam sejarah masa hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah belajar 12 tahun pada Syaikh Mahmud seorang ulama asal Lhok Nga Aceh Besar yang kemudian mendirikan Dayah Bustanul Huda di Blang Pidie Aceh Barat. Diantara murid Syaikh Mahmud ini selain Abu Ibrahim Woyla juga Syaikh Muda Waly al-Khalidy yang kemudian sebagai seorang ulama Thariqah Naqsyabandiyah tersohor di Aceh. Menurut keterangan, Syaikh Muda Waly hanya sempat belajar pada Syaikh Mahmud sekitar 4 tahun, kemudian pindah ke Aceh Besar dan belajar pada Abu HajiHasan Krueng Kale selama 2 tahun.Setelah itu Syaikh Muda Waly pindah ke Padang dan belajar pada Syaikh Jamil Jaho Padang Panjang. Dua tahun di Padang Syaikh Muda Waly melanjutkan pendidikan ke Mekkah atas kiriman Syaikh Jamil Jaho. Setelah 2 tahun di Mekkah kemudian Syaikh Muda Waly kembali ke Blang Pidie dan melanjutkan mendirikan pesantren tradisional di Labuhan Haji Aceh Selatan. Saat itulah Abu Ibrahim Woyla sudah mengetahui bahwa Syaikh Muda Waly telah kembali dari Mekkah dan mendirikan pesantren, maka Abu Ibrahim Woyla kembali belajar pada Syaikh Muda Waly untuk memperdalam ilmu Thariqah Naqsyabandiyah. Namun sebelum itu Abu Ibrahim Woyla pernah belajar pada Abu Calang (Syaikh Muhammad Arsyad) dan Teungku Bilyatin (Suak) bersama rekan seangkatannya yaitu Abu Adnan Bakongan. Setelah lebih kurang 2 tahun memperdalam ilmu thariqah pada Syaikh Muda Waly, Abu Ibrahim Woyla kembali ke kampung halamannya. Tapi tak lama setelah itu Abu Ibrahim Woyla mulai mengembara yang dimana keluarga sendiri tidak mengetahui ke mana Abu Ibrahim Woyla pergi mengembara.

Karakter Sifat dan Arti tanggal lahir seseorang menurut Hari lahir, Tanggal lahir, dan Bulan lahir

1. Hari Senin
Tidak pelit, ikhlas hati dalam memberi, tidak bisa menyimpan uang, senang membela kebenaran, mudah tersinggung dan tidak pandai bicara.
2. Hari Selasa
Mudah terpengaruh, tidak mempunyai pendirian tetap, gampang naik darah, tidak sabaran dan selalu mau menang sendiri.
3. Hari Rabu
Pendiam namun kalau sudah bicara tidak terduga, tidak suka mencampuri urusan orang lain, baik hati, suka menolong dan banyak rejeki.
4. Hari Kamis
Pendiriannya tidak tetap, suka dipuji, mudah emosi, mudah terbujuk oleh rayuan halus dan tidak sabaran.
5. Hari Jumat
Disukai orang banyak, kuat mental, suka menolong, suka memberi nasehat yang baik dan suka mempelajari ilmu pengetahuan
6. Hari Sabtu
Giat bekerja, rajin pandai mencarari rejeki, ditakuti orang banyak, pandai menempatkan diri dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
7. Hari Minggu
Pandai bergaul, disukai orang banyak, berjiwa besar, suka merendahkan diri, pandai berbicara dan dapat mengatasi masalah yang dihadapiya dengan baik.

Monday 20 July 2015

JANGAN BIARKAN MUSLIM PAPUA MENJADI ROHINGYA 2

Diskriminasi yang diawali dari surat edaran GIDI (Gereja Injili di Indonesia) yang berujung pada serangan terhadap umat Islam di Papua, menunjukan kepada kita bahwa regulasi dan kebijakan yang ada di negeri ini, telah gagal menjamin rasa aman, serta tidak ramah terhadap kaum muslim, baik sebagai mayoritas, apalagi jika menjadi minoritas.
Selain itu, penguasa negeri muslim ini nampak sekali tidak membela umat Islam. Bahkan umat Islam selalu disalahkan. Meski pada faktanya umatIslam adalah korban. Sedangkan umat agama yang lain, meski jelas-jelas ada sebagian pengikut menjadi kriminalnya, penguasa negeri ini tetap saja membela mereka, bahkan tidak keluar satu pun pernyataan mengutuk atau menyebut para pelaku tersebut sebagai tindakan teror.
Jika diamati secara serius, pangkal kisruh ini bermula ketika sistem Demokrasi diterapkan di negeri ini. Melalui mekanisme demokratis, apapun yang dihasilkannya pasti menjadi legal. Meski hasil dari mekanisme tersebut meniscayakan diskriminasi pada umat Islam, baik sebagai mayoritas, maupun minoritas. Kasus diangkatnya gubernur non muslim di Jakarta, diskriminasi terhadap umat Islam di Bali, di Tapanuli, Kupang NTT, Kalteng, di Papua, dll. merupakan bukti nyata, bagaimana Demokrasi tidak ramah terhadap umat Islam.

Gara-gara Speaker?
NAMUN sungguh disayangkan, ketika terjadi pembakaran masjid tempat shalat Ied warga muslim Tolikara, Papua, baru-baru ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla malah menyebut sebab dari kasus pembakaran masjid di Papua ini adalah gara-gara speaker atau pengeras suara Masjid.
Menurut ketua DPP HTI Rochmat S. Labib, pernyataan JK ini mengesankan seolah-olah umat Islamlah yang menjadi pemicu. Hal ini merupakan pola berulang, selalu menyalahkan umat Islam yang menjadi korban. Padahal, adanya surat larangan yang dikeluarkan gereja terhadap ibadah umat Islam, menunjukkan masalah ini bukan sekedar speaker. Ditambah lagi adanya berbagai bentuk tekanan terhadap umat Islam selama ini di beberapa tempat di Papua. “Kalaupun ada masalah pengeras suara, apakah kemudian boleh bakar-bakaran seperti itu ?” tanyanya. Apalagi, lanjutnya, shalat Idul fitri tidaklah membutuhkan waktu lama, biasanya, tidak lebih dari 1 jam, apa salahnya memberikan umat Islam kesempatan dalam waktu yang tidak begitu lama untuk beribadah, ujarnya. (hizbut-tahrir.or.id, 18/7/2015).

AMALAN DAN PUBLIKASI

Pernah di Kufah, anak-anak yatim setiap subuh mendapati susu dan roti terletak di depan rumah-rumah mereka. Namun sejak 20 Ramadhan tahun 40 H tak lagi mereka temukan makanan-makanan itu. Baru mereka sadari, ternyata orang yang selama ini mengirimi mereka paket pangan, baru saja ditebas pedang beracun ibnu Muljam ketika sedang memimpin shalat subuh pada 19 Ramadhan. Dia syahid 3 hari kemudian, pada tengah malam 21 Ramadhan.
Lihatlah. Apa yang secara sembunyi-sembunyi dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib ini, terekam oleh sejarah dan dikenang berabad-abad kemudian. Padahal tidak ada kru kamera dan juru tulis yang dibawa serta dalam misi-misi kemanusiaan.
Bandingkan dengan kita, wakil-wakil kita, dan pemimpin-pemimpin kita sekarang, termasuk saya, saban hari meng-upload gambar dan berita tentang santunan kepada kaum dhu'afa. Seolah-olah saya lah pemimpin yang paling peduli mereka.
Saya tidak menolak nilai penting saling berbagi. Pun saya menyadari ada baiknya memberi secara terbuka, guna memotivasi yang lain untuk melakukan hal serupa. Saya tau, ada sebagian kecil dari kita yang begitu ikhlas dengan hal-hal seperti ini. Tapi saya mencium, ada bau kental pencitraan politik pada sebagian besar lain dari kita, yang diniatkan untuk mendulang suara pada Pilkada. Tapi penciuman saya boleh jadi salah, karena belakangan saya semakin sulit membedakan antara bau kentut dan kesturi.
Ah, positif saja. Mungkin inilah cara efektif beramal pada zaman global arus informasi. Jika dulu pahalanya banyak diperoleh dari amalan memberi, mungkin sekarang kita mendapatkan balasan dari Allah dengan amalan publikasi. Atau mungkin model ke-riya-an seperti ini menjadi instrumen utama untuk survive dalam kompetisi di era demokrasi. Ah, saya terlalu banyak berprasangka, walaupun sudah sebulan berusaha berpuasa. Semoga Allah kembali mengampuni saya.
Sudahlah, ini memang zaman penuh fitnah dan serba salah. Berbuat tanpa diketahui, juga salah. Diketahui tak berbuat, lebih salah lagi. Selamat hari raya! [SM]

JANGAN BIARKAN MUSLIM PAPUA MENJADI ROHINGYA 1

BUKAN hanya di Rohingya, bukan pula di Palestina. Kejadian tragis ternyata menimpa umat Islam di Papua. Hari Idul Fitri yang seharusnya dirayakan suka cita, nyatanya telah dirusak sekelompok radikal yang membakar masjid tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri di Tolikara, Papua. Sontak saja kejadian ini menjadi sorotan kaum muslim di Indonesia.
Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, inti persoalan adalah jemaat nasrani merasa terganggu speaker masjid umat muslim yang akan melakukan shalat ied. Mereka kemudian meminta umat muslim membubarkan shalat ied tersebut. Saat itulah kelompok nasrani melempari masjid dengan api hingga terbakar. (republika.co.id, 17/7/2015). Peristiwa brutal itu berakibat 70 rumah kios berkonstruksi papan kayu terbakar. Jamaah yang sedang salat ied sempat berhamburan dan menyelamatkan diri ke Koramil setempat. Personel Polri/TNI berhasil melumpuhkan 11 orang penyerang. (news.detik.com, 17/7/2015).

Sunday 12 July 2015

3 TANDA SESEORANG MENCINTAIMU DENGAN TULUS


  1. Orang yang mencintai kamu selalu ingin tau tentang apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini, Ia ingin tau kegiatan kamu.
  2. Orang yang mencintai kamu selalu menerima kamu apa adanya, dimatanya kamu yang tercantik/tertampan walaupun mungkin kamu merasa berat badan kamu sudah berlebihan atau kamu merasa kegemukan.
  3. Orang yang mencintai kamu tidak pernah bisa memberikan alasan kenapa ia mencintai kamu, yang ia tahu di matanya hanya ada kamu satu-satunya..

Saturday 11 July 2015

SUBUH SUNYI YANG HILANG

Dunia semakin padat
Jalanan semakin macet
Suasana semakin bising

Pening
Bangun pagi sudah ku dengar rusuh
Pulang kerja pun ku lihat riuh

Pekik suara
Ledak tawa
Deru mesin
Bunyi klakson
Teriak protes
Lengking musik
Gaduh kerja

Duh!
Kemana engkau wahai teduh
Dimana engkau wahai tenang

... ashshalaatu khairun minan naum
Dalam irama Azan ku dengar bisik jawaban:

"Aku masih dapat kau temukan
di sepanjang sunyi jalan
dalam belaian sejuk angin fajar
dari rumah mu menuju masjid"

Aku adalah Subuh
Sunyi mu yang hilang
Tenang mu
Teduh mu

DISKOTIK ISLAMI "MUNGKINKAH ?

Apa yang terbayang ketika mendengar kata ‘diskotik’? Adalah tempat muda-mudi jingkrak-jingkrak, mabuk-mabukan, bersepi-sepian dalam keremangan, sambil melakukan transaksi narkoba dan pelacuran. Bagaimana jika semua sisi negatif tersebut kita ganti dengan elemen positif. Diskotik yang dipercayai sebagai salah satu jalan menuju neraka, sekarang kita setting ulang menjadi media penghantar ke syurga. Caranya mudah: ‘islamisasi diskotik’!

DOA PERGI KULIAH

Ya Allah....
ku ingin hari ini menjadi ladang untuk menuai ilmu
Jadikan semua yang ku lihat, yang ku dengar dan yang ku rasakan
sebagai tambahan pengetahuan bagi ku.

Ya Rahman...
lembutkan hati ku, sucikan pikiran ku
lancarkan lisan ku dan kuatkan ingatan ku.

Ya Rahim…
aku tidak iri dengan orang yang lebih pintar dari ku
aku hanya cemburu kepada orang-orang yang ber-ilmu, kenapa aku tidak seperti itu.

Ya ‘Alim....
Engkau lah pemilik dari semua kecerdasan,
anugerahi lah sedikit saja sebatas mencukupi untuk kebahagiaan bagi dunia dan akhirat ku
anugerahi aku kearifan yang dengannya aku dapat menerangi kegelapan.

Ya Rabbi...
miskinkan saja aku jika hanya harta yang menjadi tujuan menuntut ilmu
hinakan saja aku jika hanya popularitas yang menjadi tujuan keilmuan ku
hanya kekayaan hikmah dan derajat yang tinggi yang ingin ku gapai dari-MU.

Amien....

"PERGILAH !"

Duh, andai pohon bisa berjalan dengan akar, dan terbang dengan daunnya,
maka mereka takkan pernah tersiksa pukulan kapak, tidak juga sayatan gergaji.

Oh, apa yang terjadi jika matahari tidak mau pergi ketika malam tiba?
Akankah kita melihat mentari esok pagi?

Jika lautan tidak pernah berpetualang ke angkasa,
bagaimana mungkin pepohonan tumbuh dengan kelembutan hujannya?
Tetesan yang meninggalkan tanah air samudera rayanya, akan kembali.
Lalu apa yang ditemukan ketika ia pulang?
Ia melihat kerang sedang menunggu pasir yang tumbuh jadi mutiara.

"PASRAH"

Seandainya Musa as hidup kembali, lalu dihadirkan ditengah-tengah untuk diajukan satu pertanyaan, “wahai Nabi Allah Musa, agama apa yang engkau anut?”. Kira-kira apa jawaban Musa? Akankah ia menjawab ‘agama Yahudi’ seperti klaimnya orang-orang Yahudi? Tidak, karena kata ‘Yahudi’ atau ‘Judaisme’ sendiri diambil dari nama Yehuda, anak Nabi Ya’qub, yang hidup sebelum Musa. Istilah Judaisme tidak pernah digunakan pada masa Musa hidup, pun tidak pernah tersebut dalam Taurat maupun Talmud. Jika demikian, apa agama Nabi Musa as? Jawaban yang akan dia berikan adalah, “agama saya adalah agama berserah diri, pasrah, tunduk dan patuh secara tulus dan ikhlas kepada Tuhan yang satu”. Satu kata untuk jawaban indah dan panjang ini, dalam bahasa arab, disebut ‘Islam’.

Friday 10 July 2015

30 HARI ITU UNTUK MEMBAKAR "SECUIL" DOSA

Adalah Adam as, yang pertama berpuasa 30 hari. Itu ia lakukan untuk menghilangkan "secuil" khuldi yang terlanjur ia konsumsi akibat lupa peringatan Tuhannya. Bayangkan, hanya "secuil" makanan haram yg masuk ke perutnya, tetapi ia harus segera 'membakar'-nya selama 30 hari. Bahkan diriwayatkan, Adam disyari'atkan sekali sahur dan baru boleh berbuka setelah 30 hari lamanya (HR. Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib). Begitulah ketatnya perintah Tuhan untuk mensucikan diri dari "secuil" benda haram agar tidak menjadi darah dagingnya.
Lalu bayangkan kita; berapa ton uang, harta dan makanan haram telah masuk ke perut kita, setiap hari pula. Seumur hidup pun kita berpuasa tentu tak cukup waktu utk 'membakar' habis itu semua. Bukan cuma telah menjadi darah daging, asupan-asupan haram itu sudah menjadi tulang belulang kita. Tubuh kita telah menjelma menjadi struktur dosa. Tidak lagi dengan puasa, tapi hanya api neraka yang mampu menghilangkan semua dosa korupsi kita.

CIRI UTAMA MENDAPATKAN LAILATUL QADAR

Ciri terpenting dari orang yang telah memperoleh Lailatul Qadar adalah "rajin membaca." Bukankah Lailatul Qadar itu malam turunnya perintah "Baca !"? Al-Quran diwahyukan untuk memotivasi kita "membaca", yg dlm berbagai makna dikenal dg: "meneliti", "mengkaji", "menelaah", "menelusuri", "menganalisis", "mengenal", "memahami" dan segala fungsi pendewasaan akal lainnya yang menjadi akar rasional sebuah peradaban. Karena dengan membaca kita terbebas dari alam jahiliah (kebodohan) menuju kepada pengetahuan. Malam Qadar adalah malam ketika Nabi saw ditetapkan utk mulai "membaca" (iqra), lalu ia memperoleh pengetahuan tertinggi tentang Tuhan (bismi rabbik) dan segala ciptaan-Nya (alladzi khalaq). Melihat rendahnya budaya baca bangsa, bisa dipastikan mayoritas kita tak pernah mendapatkan Lailatul Qadar. Semoga pada 10 terakhir Ramadhan tahun ini kita temukan kesadaran "iqra" itu.

Wednesday 24 June 2015

IKHLAS DAN SABAR

HATI yang tenang adalah hati yang tertata, fikiran yang bisa menempatkan situasi dan kondisi yang sesungguhnya. Karena itu bila sedang melaksanakan shalat, maka hati, pikiran, emosi, gerakan tubuh menyatu dalam zikir kepada Allah, bukan justru sebaliknya tubuhnya sedang melaksanakan shalat namun hatinya entah kemana, pikirannnya memikirkan yang lain, perlu kita sadari bahwa ketika sedang menjalankan shalat terkadang dapat mengingatkan sesuatu hal yang tidak pernah dipikirkan kemudian muncul pemikiran ketika shalat, ketika lupa sesuatu maka ketika shalat sesuatu yang lupa itu menjadi ingat.
Hal ini menandakan hati yang tidak tenang dan pikiran yang tidak konsentrasi. Ingatlah bahwa shalat adalah kunci segala macam amal ibadah manusia, didalam shalat penuh dengan bacaan do’a dan zikir, maka bila shalatnya sudah sempurna akan menuntut perbuatan yang lain juga akan menjadi baik. Shalat akan membentuk karakter manusia, karena dengan shalat yang khusu’, memenuhi syarat dan rukunnya, maka shalat akan dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Bahkan pernah diwartakan oleh Rasulullah bahwa ” Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat maka dirinya menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalka shalat maka dirinya merobohkan agama. (Hadits). Maka sering orang bertanya, mengapa banyak orang yang rajin melaksanakan shalat namun maksiatnya tetap dilakukan.

MACAM-MACAM AZAB DI NERAKA JAHANAM

6. Azab bagi peminum arak
IMAM Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada tiga macam manusia yang tidak masuk surga, peminum arak, pemutus silaturahmi, dan orang yang percaya sihir. Barangsiapa mati sebagai peminum arak, maka Allah memberinya minum dari sungai Ghuthah. Seseorang bertanya, ‘Apa itu sungai Ghuthah?’ Rasul menjawab, ‘Sungai yang mengalir dari kemaluan para pelacur. Para penghuni neraka lain merasa terganggun oleh bau kemaluan mereka’,” (HR. Ahmad).

HIKMAH BERPUASA RAMADHAN

Puasa adalah salah satu amalan wajib yang diperintahkan Allah kepada hambanya. Kewajiban puasa tercantum pula dalam rukun Islam yang ke empat. Maka, sudah menjadi kewajiban yang mutlak untuk menjalankannya. Perintah puasa tidak menjadi hal baru untuk umat muslim. Allah SWT memerintahkan pula kepada umat-umat terdahulu sebelum kita.
Keterangan ini terukir jelas dalam Al-qur’an berbunyi ; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).

RAMADHAN BULAN PERTAUBATAN

PERTAMA – tama kita harus bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan, artinya bahwa Allah sedang memberikan kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, untuk mensucikan hati kita dari segala dosa. Karena Ramadhan merupakan sahrul magfirah, bulan yang penuh dengan pengampunan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760).
Jika 11 bulan yang lalu kita masih sering melakukan dosa, seperti judi togel, melakukan riba,  berbohong kepada orang tua, kemudian kalau dikalangan pegawai mungkin ada yang masih melakukan/menerima Gratifikasi (Penyuapan) demi memuluskan tujuanya. Maka sekaranglah saatnya untuk melakukan suatu pertaubatan.
Rasullulah SAW bersabda “Setiap anak adam pernah melakukan dosa dan sebaik-baiknya pendosa adalah mereka melakukan taubat.”

“From Pacaran To Taaruf” (1)

 SEIRING dengan semakin dikenalnya istilah taaruf, banyak muslimah yang mendapatkan hidayah sehingga berani memutuskan pacarnya dan memilih jalan taaruf. Meskipun demikian, ada juga yang masih menjalani aktivitas pacaran karena sudah “kecantol” dengan yang sosok yang disukainya. Padahal, memutus hubungan pacaran bukan berarti harus taaruf dengan orang yang berbeda. Bisa saja taaruf dijalani dengan mantan pacar tersebut, tentunya dengan metode dan adab yang disesuaikan dengan tuntunan Islam. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dijalani untuk beralih dari aktivitas pacaran ke taaruf Islami dengan si mantan pacar, hijrah “From Pacaran To Taaruf”.





Hijrah Niat
Niat menjalani pacaran dan taaruf bisa saja sama-sama untuk menuju pernikahan. Namun niat seperti itu saja belum cukup, niatkanlah untuk ibadah, bukan sekedar niatan untuk menikah. Dengan niatan ibadah, setiap aktivitas yang dijalani harus berlandaskan tuntunan dalam Islam, yang mendekatkan diri ke jalan yang diridhai Allah, bukan yang dimurkai-Nya.


Hijrahkan niat, segeralah bertaubat atas aktivitas pacaran yang telah dijalani, banyak-banyak istighfar, menyesali dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi, selanjutnya beralihlah ke proses taaruf yang Islami. Allah Maha Melihat, malaikat terus mencatat, dan ajal bisa saja mendekat. Kalau si mantan pacar enggan diajak bertaubat, lebih baik mencari sosok lain yang shalih/shalihat.
Hijrah Diri
Ikhtiar menuju pernikahan tak lepas dari persiapan diri baik dari segi ilmu, psikis, fisik, finansial, dan orang tua yang terkondisikan, yaitu sudah memberi restu untuk menikah. Anjuran Islam adalah menikah bagi yang sudah mampu menikah, bagi yang belum mampu menikah dianjurkan untuk berpuasa. Dengan demikian, memantaskan diri dan memampukan diri merupakan sebuah keharusan sebelum berikhtiar menuju pernikahan.


Hijrahkan diri, kemudian taaruflah dengan sosok yang memang sama-sama sudah siap menikah sehingga tidak perlu berlama-lama dalam proses taaruf. Apabila si mantan pacar baru siap menikah setelah tahun ke depan, lebih baik putuskan hubungan dengannya dan beralihlah ke sosok lain yang sudah siap menikahi/siap dinikahi.
BERSAMBUNG

“From Pacaran To Taaruf” (2)

Hijrah Hati
KETERTARIKAN kepada lawan jenis merupakan fitrah yang ada dalam hati manusia. Islam mengaturnya sehingga rasa cinta yang ada dalam hati ini tidak melalaikan manusia ke cinta tertinggi kepada Sang Pencipta. Cinta kepada Allah memiliki konsekuensi bahwa kita harus mengikuti apa-apa yang telah disyariatkan-Nya. Cinta yang halal antar dua insan manusia yang bertautan hati hanya ada saat keduanya sudah terikat dalam ikatan yang sah, yaitu ikatan pernikahan.

Hijrahkan hati, jagalah hati dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menikmati rasa cinta yang belum halal, cinta yang belum saatnya diumbar dan diungkapkan. Cukuplah cinta yang ada di hati itu dirasakan sewajarnya saja hingga kelak waktunya tiba, saat akad nikah sudah terucap yang menghalalkan rasa yang ada.