Wednesday 24 June 2015

IKHLAS DAN SABAR

HATI yang tenang adalah hati yang tertata, fikiran yang bisa menempatkan situasi dan kondisi yang sesungguhnya. Karena itu bila sedang melaksanakan shalat, maka hati, pikiran, emosi, gerakan tubuh menyatu dalam zikir kepada Allah, bukan justru sebaliknya tubuhnya sedang melaksanakan shalat namun hatinya entah kemana, pikirannnya memikirkan yang lain, perlu kita sadari bahwa ketika sedang menjalankan shalat terkadang dapat mengingatkan sesuatu hal yang tidak pernah dipikirkan kemudian muncul pemikiran ketika shalat, ketika lupa sesuatu maka ketika shalat sesuatu yang lupa itu menjadi ingat.
Hal ini menandakan hati yang tidak tenang dan pikiran yang tidak konsentrasi. Ingatlah bahwa shalat adalah kunci segala macam amal ibadah manusia, didalam shalat penuh dengan bacaan do’a dan zikir, maka bila shalatnya sudah sempurna akan menuntut perbuatan yang lain juga akan menjadi baik. Shalat akan membentuk karakter manusia, karena dengan shalat yang khusu’, memenuhi syarat dan rukunnya, maka shalat akan dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Bahkan pernah diwartakan oleh Rasulullah bahwa ” Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat maka dirinya menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalka shalat maka dirinya merobohkan agama. (Hadits). Maka sering orang bertanya, mengapa banyak orang yang rajin melaksanakan shalat namun maksiatnya tetap dilakukan.

MACAM-MACAM AZAB DI NERAKA JAHANAM

6. Azab bagi peminum arak
IMAM Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada tiga macam manusia yang tidak masuk surga, peminum arak, pemutus silaturahmi, dan orang yang percaya sihir. Barangsiapa mati sebagai peminum arak, maka Allah memberinya minum dari sungai Ghuthah. Seseorang bertanya, ‘Apa itu sungai Ghuthah?’ Rasul menjawab, ‘Sungai yang mengalir dari kemaluan para pelacur. Para penghuni neraka lain merasa terganggun oleh bau kemaluan mereka’,” (HR. Ahmad).

HIKMAH BERPUASA RAMADHAN

Puasa adalah salah satu amalan wajib yang diperintahkan Allah kepada hambanya. Kewajiban puasa tercantum pula dalam rukun Islam yang ke empat. Maka, sudah menjadi kewajiban yang mutlak untuk menjalankannya. Perintah puasa tidak menjadi hal baru untuk umat muslim. Allah SWT memerintahkan pula kepada umat-umat terdahulu sebelum kita.
Keterangan ini terukir jelas dalam Al-qur’an berbunyi ; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).

RAMADHAN BULAN PERTAUBATAN

PERTAMA – tama kita harus bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan, artinya bahwa Allah sedang memberikan kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, untuk mensucikan hati kita dari segala dosa. Karena Ramadhan merupakan sahrul magfirah, bulan yang penuh dengan pengampunan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760).
Jika 11 bulan yang lalu kita masih sering melakukan dosa, seperti judi togel, melakukan riba,  berbohong kepada orang tua, kemudian kalau dikalangan pegawai mungkin ada yang masih melakukan/menerima Gratifikasi (Penyuapan) demi memuluskan tujuanya. Maka sekaranglah saatnya untuk melakukan suatu pertaubatan.
Rasullulah SAW bersabda “Setiap anak adam pernah melakukan dosa dan sebaik-baiknya pendosa adalah mereka melakukan taubat.”

“From Pacaran To Taaruf” (1)

 SEIRING dengan semakin dikenalnya istilah taaruf, banyak muslimah yang mendapatkan hidayah sehingga berani memutuskan pacarnya dan memilih jalan taaruf. Meskipun demikian, ada juga yang masih menjalani aktivitas pacaran karena sudah “kecantol” dengan yang sosok yang disukainya. Padahal, memutus hubungan pacaran bukan berarti harus taaruf dengan orang yang berbeda. Bisa saja taaruf dijalani dengan mantan pacar tersebut, tentunya dengan metode dan adab yang disesuaikan dengan tuntunan Islam. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dijalani untuk beralih dari aktivitas pacaran ke taaruf Islami dengan si mantan pacar, hijrah “From Pacaran To Taaruf”.





Hijrah Niat
Niat menjalani pacaran dan taaruf bisa saja sama-sama untuk menuju pernikahan. Namun niat seperti itu saja belum cukup, niatkanlah untuk ibadah, bukan sekedar niatan untuk menikah. Dengan niatan ibadah, setiap aktivitas yang dijalani harus berlandaskan tuntunan dalam Islam, yang mendekatkan diri ke jalan yang diridhai Allah, bukan yang dimurkai-Nya.


Hijrahkan niat, segeralah bertaubat atas aktivitas pacaran yang telah dijalani, banyak-banyak istighfar, menyesali dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi, selanjutnya beralihlah ke proses taaruf yang Islami. Allah Maha Melihat, malaikat terus mencatat, dan ajal bisa saja mendekat. Kalau si mantan pacar enggan diajak bertaubat, lebih baik mencari sosok lain yang shalih/shalihat.
Hijrah Diri
Ikhtiar menuju pernikahan tak lepas dari persiapan diri baik dari segi ilmu, psikis, fisik, finansial, dan orang tua yang terkondisikan, yaitu sudah memberi restu untuk menikah. Anjuran Islam adalah menikah bagi yang sudah mampu menikah, bagi yang belum mampu menikah dianjurkan untuk berpuasa. Dengan demikian, memantaskan diri dan memampukan diri merupakan sebuah keharusan sebelum berikhtiar menuju pernikahan.


Hijrahkan diri, kemudian taaruflah dengan sosok yang memang sama-sama sudah siap menikah sehingga tidak perlu berlama-lama dalam proses taaruf. Apabila si mantan pacar baru siap menikah setelah tahun ke depan, lebih baik putuskan hubungan dengannya dan beralihlah ke sosok lain yang sudah siap menikahi/siap dinikahi.
BERSAMBUNG

“From Pacaran To Taaruf” (2)

Hijrah Hati
KETERTARIKAN kepada lawan jenis merupakan fitrah yang ada dalam hati manusia. Islam mengaturnya sehingga rasa cinta yang ada dalam hati ini tidak melalaikan manusia ke cinta tertinggi kepada Sang Pencipta. Cinta kepada Allah memiliki konsekuensi bahwa kita harus mengikuti apa-apa yang telah disyariatkan-Nya. Cinta yang halal antar dua insan manusia yang bertautan hati hanya ada saat keduanya sudah terikat dalam ikatan yang sah, yaitu ikatan pernikahan.

Hijrahkan hati, jagalah hati dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menikmati rasa cinta yang belum halal, cinta yang belum saatnya diumbar dan diungkapkan. Cukuplah cinta yang ada di hati itu dirasakan sewajarnya saja hingga kelak waktunya tiba, saat akad nikah sudah terucap yang menghalalkan rasa yang ada.

“From Pacaran To Taaruf” (3)

DENGAN mempertimbangkan kesibukan dan keluangan waktu kedua pihak, bisa saja taaruf di masing-masing hari tersebut diagendakan di beberapa pekan yang berbeda. Dengan demikian, setidaknya cukup lima pekan saja untuk taaruf. Apabila agenda taaruf diagendakan di hari libur Sabtu dan Ahad, bisa saja waktu taarufnya akan lebih singkat lagi, tidak lebih dari satu bulan.
Apabila memerlukan informasi tambahan seputar kondisi psikologis dan kondisi kesehatan calon pasangan, kedua pihak bisa meluangkan waktu untuk mengikuti tes psikologis dan tes medis. Hasilnya pun bisa didapatkan dalam hitungan minggu saja, tidak sampai berbulan-bulan. Insya Allah dengan metode taaruf seperti ini informasi yang didapatkan mengenai calon pasangan akan lebih valid karena didapat dari berbagai sumber informasi, tanpa harus menjalani pacaran selama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.

Ingat 5 Perkara sebelum 5 Perkara


Rasulullah mengingatkan kita agar tidak menyesal kemudian lakukanlah lima hal sebelum datangnya lima hal yang lain. 
  1. Yang pertama, sebelum waktu tua tiba, manfaatkanlah masa muda kita. Banyak orang menyesal ketika di hari tua ia ingin banyak beramal namun sudah tidak ada kesempatan. Fisiknya sudah lemah dan yang penting waktunya sudah terbatas. Ia punya niat membaca dan mempelajari Al-Quran, namun betapa sulitnya belajar huruf hijaiyyah. Ibnu Qayyim mengatakan, Belajar di usia muda laksana mengukir ilmu di atas batu. Belajar di usia senja seperti menulis di atas air”. Padahal banyak hal yang bisa dia lakukan di masamudannya. Namun apa daya usia telah tua dan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu selagi muda, manfaatkan untuk berbuat amal kebaikan.
  2. Kedua selagi sehat, banyaklah beramal. Kadang kalau kita sedang tergeletak di atas tempat tidur karena sakit, terpikir dalam benak kita untuk berbagai macam kegiatan. Saya ingin mengaji setelah sehat nanti. Atau aku ingin naik haji kalau kelak peyakitku sudah hilang. Dan sebagainnya. Apalagi kalau penyakitnya sudah parah mendekati ajal. Penyesalanlah yang akan dia lakukan, padahal itu semua tiada guna.
  3. Ketiga, selagi waktu senggang masih banyak, manfaatkan untuk beramal. Mengerjakanaktivitas yang bermanfaat. Seorang mantan aktivis yang sudah jadi direktut berkali-kali menolak ajakn rekan-rekannya untuk mengaji dan melakukan aksi sosial hanya karena susah menemukan waktu selanya. “Waduh, saya sibuk sekali nih”. Sambil bolak-balik agendanya yang penuh dengan janji bisnis. Orang ini pun kelak akan menyesal karena kesibukannya mencari dunia. Dia tidak punya waktu luang buat mengerjakan amal kebaikan atau amal akhirat. Ketika kesibukan sudah melingkupi diinya, menyesallah dirinya, kapan aku sempat mengerjakan amal ibadah ini
  4. Keempat, apabila ada harta segeralah disedekahkan atau dipergunakan untuk kebaikan. Kadang ketika kaya kita lupa untuk beramal. Kita sibuk menginvestasikan harta tersebut agar bisa berkembang lebih banyak. Tahu-tahu investasinnya gagal dan bangkrut. Padahal ketika kaya ia berkeinginan untuk menyumbangkan ini membantu itu. Namun niatnya tidak kesampaian karena ditunda-tunda, akhirnya gagal karena jatuh miskin. Oleh karena itu. Selagi ada harta tersebut di jalan Allah, kebangkrutan tidak akan terjadi. Justru hartanya berkembang lebih banyak. Tidak ingatkah kita pada janji Allah, “Perumpamaan orang-orang yang menafakahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas lagi Maha mengetahui”. (QS.Al-Baqarah [2]: 261)
  5. Terakhir, sampai akhir hayat kita harus memanfaatkan hidup untuk beramal kebaikan. Meski waktu tinggal sedikit, beramal jangan ditinggalkan. Nasihat sebelumnya. Intinya adalah manfaatkan waktu yang ada sebelum maut menjemput. Insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.

Mengenal Ustad Dr. Zakir Naik

SIAPA yang tidak kenal Dr. Zakir Naik? Seorang ulama India, penulis dan perbandingan agama yang kerap menyampaikan dakwah lewat debat dan ceramah di seluruh dunia.
Disarikan dari wikipedia, nama lengkapnya adalah Zakir Abdul Karim terlahir pada 18 Oktober, 1965 Mumbai (Bombay pada waktu itu). Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.
Ia menyatakan bahwa tujuannya ialah membangkitkan kembali dasar-dasar penting Islam yang kebanyakan remaja Muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya dalam konteks modernitas.

Rahasia di Balik Berwudhu sebelum Tidur

MEMANG ini kedengarannya sepele. Tapi jangan anggap enteng soal ini, pasalnya Rasulullah senantiasa wudhu sebelum tidur.
Berwudhu, di samping bernilai ibadah juga bermanfaat besar bagi kesehatan dan memiliki Rahasia Tersembunyi. Secara tidak sadar, kita selalu menyepelekan hal berwudhu. Karena sesungguhnya berwudhu tidak sekedar membasahkan muka dari air saja. Simak lebih lanjut kutipan dibawah ini.
Peneliti dari Universitas Alexsandria, dr musthafa syahatah, yang sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas THT, menyebutkan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit dibanding orang yang tidak berwudhu.
Dengan ber-istisnaq (menghirup air dalam hidung) misalnya kita dapat mencegah timbulnya penyakit dalam hidung. Dengan mencuci kedua tangan, kita dapat menjaga kebersihan tangan. Kita juga bisa menjaga kebersihan kulit wajah bila kita rajin berwudhu. Selain itu, kita juga bisa menjaga kebersihan daun telinga dan telapak kaki kita, artinya dengan sering berwudhu kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita.

Hanya Ada Satu Agama, yaitu Islam

Jerusalem -- Profesor Sejarah Hebrew University of Jerusalem, Moshe Sharon, menyatakan bahwa di alam semesta ini hanya ada satu agama, yaitu Islam, mengokohkan ke Esaan Allah dan menegaskan nabi Muhammad sebagai utusan Allah.

“Dari mulai diciptakannya semesta ini, hanya ada satu agama, yaitu agama Islam,” sebutnya, sebagaimana ditayangkan kantor berita Israel, Arutzsheva, yang dikutip pengguna youtube, Bahrain Tahir, pada 2012 lalu. Moshe menambahkan, “Semua sejarah sebenarnya adalah sejarah Islam, dan orang-orang terkemuka dalam sejarah pada dasarnya adalah Muslim.”

Moshe juga menjelaskan, jika ada siapapun menyatakan tempat ini adalah kuil Sulaiman, maka muslim akan menyatakan itu benar. “Solomon (sulaiman, – red) adalah muslim. David (Daud, – red), Abraham (Ibrahim, – red), Moses (Musa, – red), Yesus (Isa, – red), adalah muslim.”

“Inilah yang saya maksudkan dengan islamisasi sejarah. Di seluruh islamisasi sejarah akan ada islamisasi geografi, semua wilayah yang berhubungan dengan tokoh-tokoh tadi,atau nabi-nabi yang kesemuanya Islam, adalah wilayah muslim,” tegas Sharon, yang ketika tampil mengenakan tutup kepala ala Yahudi (yarmuk).

Wilayah-wilayah tersebut, jelasnya, terlepas apakah sesudah Nabi Muhamad datang atau belum, harus dibebaskan. “Bukan untuk ditaklukkan. Yang ada adalah untuk dibebaskan,” imbuhnya. Islam muncul di sejarah, pada saat Muhammad, adalah sebagai pembebas. Tidak ada penjajahan dalam Islam. Yang ada adalah pembebasan. “Kalaupun ada penjajahan, itu selalu dari yang lain, bukan Islam.” tutupnya. harianaceh.co.id

Keajaiban Kurma yang Perlu Anda Tahu

KURMA merupakan makanan khas yang marak saat Ramadhan. Rasanya manis dan legit, manfaatnya juga sangat kaya. Selain itu buah yang satu ini adalah salah satu buah yang sering dimakan dan disarankan oleh Rasulullah di zamannya.
Ternyata selain kaya akan manfaat, kurma juga memiliki keajaiban yang belum banyak diketahui manusia. Keajaiban ini berhubungan dengan kebutuhan ragawi dan psikologis yang tak banyak diungkap di manapun.
Kurma Menguatkan Anda Menjadi Pemberani
Kurma ternyata menjadi salah satu sumber makanan yang mampu mendongkrak kalori, namun juga menguatkan adrenalin kita sehingga kita menjadi lebih tabah, tangguh dan kuat. Konon pejuang di masa lalu kerap makan kurma sehingga mereka memiliki jiwa survive yang tinggi.
Kurma Menguatkan Kita Saat Berpuasa
Mengapa saat puasa begitu banyak orang berjualan kurma? Sejak dahulu kurma menjadi makanan andalan para muslim saat berpuasa, bahkan untuk makanan sehari-hari. Kurma memang mampu memberi asupan karbohidrat kompleks yang cukup. Selain itu, kurma juga mampu melindungi pencernaan seperti kanker usus besar, mencuci ginjal, membersihkan liver dan sebagainya.
Kurma Membuat Mata Anda Lebih Bersinar
Kabarnya, kurma mampu menguatkan indra penglihatan Anda. Selain membuat penglihatan Anda lebih tajam, kurma juga membuat mata Anda lebih bersinar dan nampak menyenangkan. Makanlah kurma bila Anda ingin memiliki mata yang sehat dan bercahaya.
Kurma Adalah Makanan Yang Tahan Lama
Kurma adalah salah satu jenis makanan yang tahan lama untuk disimpan. Makanan ini tidak akan rusak kandungan dan bentuknya sekalipun sudah disimpan begitu lama. Selain awet untuk mempertahankan dirinya sendiri, kurma mengandung glutathione yang baik sebagai antioksidan bagi manusia.
Kurma Mampu Menenangkan Jiwa
Dari sebuah kurma yang sederhana, ternyata bisa menjadi makanan yang menenangkan jiwa. Kurma menjadi salah satu buah yang dianjurkan bagi mereka yang sering marah-marah, depresi dan memiliki riwayat penyakit saraf.
Teh Kurma Mampu Menyembuhkan Hati Yang Sedih
Kurma yang direbus dan dijadikan teh memiliki manfaat untuk menghibur hati Anda yang rentan galau. Khasiat kurma tak hanya untuk kesehatan raga, namun juga jiwa Anda. Ada sebuah pohon kurma yang kabarnya mati ketika pemiliknya meninggal. [Sumber: vemale]

3 JENIS PUASA


  1. "Puasa Orang Awam": ia menuntut orang lain utk menghormati puasanya. Bahasa lainnya, 'gila hormat'.
  2. "Puasa Khawas": ia berusaha menghormati orang lain dlm puasanya. Ia sdh pada level memberi hormat.
  3. "Puasa Khawasul Khawas": ia berpuasa utk memberi hormat kpd Rabb-nya, serta memperoleh kehormatan dari Rabb-nya.

"Puasa dalam berbagai Agama"


"Puasa, praktek-praktek ibadah ritual harian, serta bentuk-bentuk pendisiplinan yang menyiksa diri lainnya -bagi siapapun yang melakukan ini, tidak akan mendapat manfaat sedikitpun, melainkan hanya buang-buang waktu saja". Demikian kira-kira arti dari sebuah ayat yang tertera pada halaman 216 "Sri Guru Grant Shahib" (SGGS). Buku yang kemudian pada tahun 1708 Masehi menjadi kitab suci ke-11 sekaligus yang terakhir, bagi agama Sikh. Pernyataan ini menjadikan Sikh, mungkin satu-satunya agama di dunia yang tidak pernah mempromosikan puasa -kecuali untuk beberapa alasan kesehatan saja. Puasa, menurut ajaran Sikh, tidak lebih dari pekerjaan sia-sia.

Keyakinan Sikh ini tentu tidak mendapat tempat dalam Islam maupun agama-agama lainnya. Argumen puasa sebagai alat pendewasaan spiritual sudah tak terbantahkan. Tentu saja, jika dilakukan dengan benar. Wajar sekali jika tradisi puasa begitu membumi. Ia telah hadir sejak zaman pra-sejarah. Bahkan jauh sebelum kita pengikut Muhammad mempraktekkannya ("... seperti telah diwajibkan kepada ummat-ummat sebelum kamu" Q.S, Sapi Betina:183).

Pentingnya puasa, disamping secara sangat baik diuraikan dalam alQur'an-nya Islam, juga ada disebut-sebut dalam Injil-nya Kristen, Mahabrata dan Upanishad-nya Hindu, Taurat-nya Yahudi,Tripitaka-nya Budha, Kitabil Aqdas-nya Baha'i, dan sejumlah literatur Jainisme. Tulisan ini mencoba melihat beberapa bentuk praktek puasa yang dilakukan oleh sejumlah agama dunia. Perbedaan dan kemiripannya dengan Islam juga coba kita diskusikan.

Diskusi Terawih itu 8 atau 20 rakaat ?

Bulan Ramadhan, sebagian kita kembali ke 'zaman batu.' Diskusi kuno kembali menghangat: "Tarawih itu 8 atau 20 rakaat?" Satu sama lain saling klaim sesat. Padahal referensinya sdh cukup kuat: (1) Kalau ikut masa Nabi, sholat sunatnya sendiri2, boleh di masjid, boleh juga di rumah, jumlah rakaat seberapa mampu, makin banyak tentu makin bermutu. (2) Kalau ikut masa Umar, sholat sunatnya berjamaah di masjid, mau 8 silakan, mau 20 lanjutkan, bahkan banyak angka2 lain bermunculan. Qiyamullail ini ibadah sunat yg kaya riwayat. Jangan karena mempertahankan tradisi lalu kita saling menghujat. Sepakat.

Meninjau Waktu Berbuka Puasa Menurut AL-QURAN dan HADITS


Hadits Nabi saww, “Senantiasa berada dalam kebaikan, mereka yang selalu menyegerakan berbuka.”
(HR. Bukhari-Muslim).
.
Petunjuk Nabi saw, yakni tenggelamnya matahari dan datangnya malam. Ketika memang sudah waktunya, SEGERALAH BERBUKA, karena disitu terdapat kebaikan, begitulah maksud Nabi saww. MENYEGERAKAN BERBUKA...Memang betul bahwa Nabi pernah berkata bahwa manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.
(Shahih Bukhari dan Muslim).

KITA DAN PELACUR IBUKOTA.

Bulan puasa memakmurkan masjid, setelah puasa memakmurkan warung kopi. Bulan puasa rajin mengaji, setelah puasa menyimpan Quran di lemari. Bulan puasa berbagi dg dhuafa, setelah puasa berfoya2 bersama ahli famili. Bulan puasa berbaju syar'i bersarung peci, setelah puasa tampil ketat ber-fashion seksi. Bulan puasa ngotot tarawih 20 rakaat, setelah puasa tak lagi kenal shalat sunnat. Bulan puasa basah bibir karena dzikir dan sholawat, setelah puasa kering tenggorok karena memuja kafir Barca dan berhala Madrid. Bulan puasa taat menahan lapar dan dahaga, setelah puasa tamak menikmati aset negara. Jika bulan puasa hanya utk ganti baju lalu kembali seperti semula, maka apa beda kita dg para artis pelacur ibukota?

Qiyamullail pada Bulan Ramadhan antara 20 dengan 8

Pada masa hidupnya, Rasul saw tdk meng-organisir Qiyamullail pd bulan Ramadhan. Alasan Beliau, "Aku takut akan kalian anggap sbg kewajiban." Beliau lbh sering menghabiskan sisa malam utk sholat sunat sendiri di rumah bahkan sampai bengkak kakinya. Tetapi kemudian Umar ber-inovasi meng-organisir sholat ini & menyebutnya sbg "Bid'ah yg indah" (ni'mal bid'atu hadzihi). Ide dasar Umar adalah utk menciptakan "persatuan." Waktu terus berlalu. Ternyata apa yg Rasul saw khawatirkan benar terjadi! Utk kasus Aceh misalnya, bukannya persatuan yg benar2 terbangun. Malah saling sikut antara yg 20 dg yg 8 semakin kentara. Perselisihan berujung perpecahan & kudeta, karena sebagian merasa sholat sunat ini 'wajib' hukumnya 20, sebagian lagi meyakini 'wajib' hukumnya 8. Rasul sdh tau saudaraku, bahwa kita ummatnya akan terpecah karena urusan ibadah sunnah yg sebenarnya sangat personal itu, kini sdh kita ubah menjadi semacam 'wajib'. Kebodohanlah yg menyebabkan kita terus begini. Islam itu akan menjadi agama damai, kalau orang2nya cerdas.

"Dosa dalam Jubah Taqwa"

Puasa itu mudah, bersedekah yg sulit. Hakikat puasa adalah menahan untuk diri sendiri, tapi bermurah hati untuk orang lain.
Menahan lapar namun kikir, bukanlah puasa. Melainkan dosa yang kau sembunyikan dalam jubah taqwa.
Puasa adalah: ketika lapar engkau menebar cinta, ketika dahaga engkau menunjukkan dermawan. Kata imamul muttaqin Ali bin Abi Thalib, "Dalam kemiskinan engkau harus memberi, untuk mereka yang takkan pernah membayar mu lagi".
Sayyid Muniruddin Ali,

ULAMA SEKULER

"Ulama" itu kan orang "Alim." Siapapun yg alim dalam bidang ilmu apapun yg baik, ya Ulama. Toh ilmu dunia dan akhirat itu milik Tuhan. Bahkan disetiap penutup do'a kita diajarkan Allah swt utk mengejar dua hal sekaligus: "kebahagiaan dunia" dan "kebahagiaan akhirat." Yg pertama dicapai dg ilmu dunia, yg kedua dg ilmu tentang akhirat. Kalau hanya belajar dunia saja tanpa akhirat, itu namanya "sekuler". Demikian juga kalau fokus akhirat saja tapi lupa dunia, itu juga "sekuler". Idealnya, seorang ulama menguasai ilmu dunia sekaligus ilmu akhirat, tanpa terpisah.Tapi sayangnya, sebagian ulama larut di kampus dg ilmu dunianya. Sebagian lain larut di dayah dg ilmu akhiratnya. Dua-duanya sekuler, karena memisahkan akhirat dg dunia. Padahal zaman keemasan Islam, ulama itu juga seorang profesor yg ahli pengetahuan dunia sekaligus akhirat. Mereka pakar matematika, biologi, kedokteran, fisika, kimia, bahasa, sastra, filsafat, astronomi, geologi, ekonomi, bisnis, politik, seni, dsb; sekaligus ahli teologi, fikih, dan juga seorang sufi. Mereka bukan cuma terus belajar dan mengajar, tapi juga terus menulis. Adakah ulama kita di dayah dan kampus yg sekarismatik itu? Rasanya sdh langka, karena kita sdh diajarkan "spesialisasi" (wujud lain dari "sekularisasi"). Yakni fokus pd satu hal saja: dunia saja, atau akhirat saja.

CACATNYA PUASA KITA

Berikut beberapa kejanggalan waktu berpuasa kita. Pertama, Waktu imsak dipahami dengan “bunyi sirine” sebelum adzan subuh. Padahal puasa dimulai sejak “terbitnya fajar”. Terbitnya fajar (tepatnya fajar shadiq) merupakan pertanda masuknya waktu subuh, yang ditandai dengan adzan subuh. Jadi batas waktu sahur bukan saat bunyi sirine imsak yang sering kita dengar itu, tapi saat adzan subuh. Bunyi sirine itu lebih kepada "lampu kuning" atau semacam warning bahwa waktu sahur hampir habis. Jadi masih ada waktu untuk sahur sekitar 15 menit sejak sirine ditiup. Nabi saw sendiri mengatakan, adalah bagus bagi kita untuk meng-akhirkan waktu sahur, artinya sampai waktu azan. Namun demikian, kalau kita imsak lebih awal tentu tidak mengurangi nilai puasa.