Wednesday 27 January 2016

DIALOG USTADZ ALI DAN USTADZ RORIS

"Apakah orang-orang seperti Thomas Alfa Edison masuk syurga? Karena lampu temuannya sampai hari ini telah mampu menerangi kehidupan manusia. Masjidil Haram sekalipun terang karenanya", tanya ustadz Ali. "Tidak! Dia bukan Islam, walaupun baik sekali, dia tidak akan masuk syurga", jawab ustadz Roris.
"Ooo... Jadi siapa juga yang boleh masuk surga?", kembali ustadz Ali bertanya. "Hanya orang Islam saja yang masuk surga," jawab ustadz Roris.
"Apakah semua orang Islam masuk surga?", kembali ustadz Ali bertanya. "Ooo tidak. Islam itu pecah. Hanya pecahan Ahlussunnah saja yang masuk surga, pecahan lainnya termasuk Syiah semua ke neraka," tegas ustadz Roris.
"Ooo... begitu. Berarti cuma Ahlussunah saja yang masuk surga?", kembali ustadz Ali menyelidik. "Tidak semua Ahlussunnah ada di surga. Hanya Ahlussunnah yang tidak melakukan bid'ah maulid dan bid'ah ziarah qubur saja yang masuk surga, selebihnya di neraka", jelas ustadz Roris.
"Ooo... begitu. Jadi hanya Ahlussunnah yang tidak melakukan bid'ah saja yang masuk surga?," tanya ustadz Ali lagi. "Tidak juga. Dari yang tidak bid'ah itu hanya yang ikut pemimpin kami saja yang berada di surga, lainnya ke neraka," tambah ustadz Roris.
"Ooo... begitu. Jadi cuma yang ikut pemimpin kalian saja yang dijamin masuk surga?", lanjut ustadz Ali. "Ya tidak semua lah. Hanya yang bersedia melakukan bom bunuh diri saja yang dijamin masuk surga," tutup ustadz Roris.
Demikianlah benih "kapitalisme" dalam beragama, habis-habisan memonopoli kebenaran sebagai miliknya saja. Kapitalisme dalam beragama berawal dari sifat kikir, tidak mau berbagi surga: "Seandainya kalian menguasai gudang-gudang rahmat dari Tuhan, pastilah kalian akan menahannya tidak mau berderma. Sesungguhnya manusia sangat kikir" (QS. Al-Isra': 100).
Kapitalisme inilah yang melahirkan
"terorisme", ajaran yang menakut-nakuti dan mengancam semua manusia selain diri dan kelompoknya berada di neraka. Ajaran ini tumbuh subur dibawah asuhan musuh-musuh agama. [Bintang 'Arasy, 2016]

KAROMAH

Allah menciptakan manusia dalam 3 dimensi: dimensi fisik/inderawi, dimensi akal/rasio, dan dimensi ruh/hati. Setiap manusia yang mampu memaksimalkan masing dimensi ini akan diberi berbagai jenis karomah (kelebihan dan kemuliaan): "karomah empirikal", "karomah rasional", dan "karomah spiritual."
(1) "Karomah Empirikal." Adalah kelebihan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada setiap hambanya yang mampu memaksimalkan fungsi panca indera (i.e., mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit). Dengan maksimalisasi ini mereka akan memperoleh dari Tuhan berbagai pengetahuan objektif-empiris yang ada di alam fisik. Melalui asah diri dengan metode observasi dan eksperimentasi, Allah akan izinkan mereka untuk mengalami 'syahadah' sehingga terungkap berbagai sunnatullah (hukum-hukum Tuhan) yang menguasai dunia material. Mereka yang menemukan berbagai kebenaran di dunia empiris ini merupakan orang-orang yang memperoleh petunjuk dari Allah untuk menghasilkan berbagai teknologi. Teknologi-teknologi inilah yang membantu kehidupan dan membangun peradaban. Jika sosok seperti Nabi Daud as diberi mukjizat untuk melunakkan besi, umat Muhammad saw seperti Habibie juga diberi karomah untuk mampu menerbangkan besi (pesawat). Para peneliti dan akademisi yang tekun merupakan para "wali Allah" yang diberi karomah jenis ini. Jumlah mereka sedikit.
(2) "Karomah Rasional." Merupakan kelebihan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-hambanya yang menggunakan fungsi akal/rasio/intelektual/inteligensi secara maksimal. Pada tingkatan tertentu mereka akan diberi pengetahuan rasional/argumentatif yang mumpuni dari Tuhan. Melalui proses asah diri dengan metode rasional/filsafat/logika, Allah akan singkap kepada mereka kebenaran-kebenaran hukum Tuhan dibalik wujud metafisis dari alam akal (logis) dan alam mitsal (matematis). Berbagai sains dan pengetahuan rasional yang terkompilasi dalam buku dan kitab-kitab merupakan ilmu-ilmu objektif-rasional dari Tuhan yang hanya diperoleh oleh para 'wali' yang diberi "karomah intelektual" oleh Allah. Berbagai kitab tentang filsafat, tauhid, fiqh, ekonomi, politik, kimia, kedokteran, ilmu alam dan lainnya yang sampai hari ini masih menjadi acuan, merupakan contoh dari warisan karomah para ulama dan cendekiawan klasik Islam. Ilmu-ilmu inilah yang memberi petunjuk dan kecerdasan bagi generasi setelahnya. Jenis 'waliyullah' ini juga tidak banyak. Mereka ada di kampus, pesantren, atau hauzah-hauzah yang mengasah akal.
(3) "Karomah Spiritual". Ini bentuk kelebihan dan kemuliaan yang Allah anugerahkan kepada mereka yang mengoptimalkan fungsi ruhani. Melalui metode irfan, pada level tertentu akan dibuka 'mata hati' oleh Allah sehingga ia menemukan berbagai kebenaran iluminatif di alam spiritual. Berbagai pengetahuan subjektif-intuitif ini sebenarnya adalah pengetahuan paling objektif, karena diperoleh dari alam yang lebih tinggi. Ia merasakan kehadiran Tuhan, bahkan mengalami 'penyatuan' dengan-Nya. Berbagai hal diluar alam logika bisa saja menaungi kehidupannya. Mereka inilah "waliyullah", yang dimuliakan oleh Tuhan karena rajin menyucikan jiwa. Cerita-cerita tentang kelebihan mereka ini banyak ditemukan dalam tradisi ulama tradisional dan kisah sufi. Jumlah mereka juga terbatas. Namun bisa ada dimana saja.
Idealnya, kita memperoleh semua karomah ini. Jika maksimalisasi seluruh dimensi kemanusiaan ini benar-benar terjadi, maka disebut "insan kamil", manusia dalam sebaik-baik bentuk (QS. at-Tin: 4). [Bintang 'Arasy, 2016] 

Oleh, Sayyid Muniruddin Ali

Monday 18 January 2016

MAQAM KEISLAMAN.

MAQAM KEISLAMAN. Ada 3 maqam perjalanan keislaman seseorang: mengupat ---> mengingat ---> berbuat.
  1. Pada maqam pertama "upat", seseorang banyak menghabiskan waktu untuk bertengkar, ribut, mengejek, menghina, merendahkan, menyudutkan, dan segala bentuk perilaku rendahan lainnya. Pada tahap ini, Tuhan hanya diketahui lewat definisi, pemikiran dan perdebatan.
  2. Pada maqam kedua "ingat", seseorang sudah mulai sadar akan keburukan perilakunya. Kini ia sudah mulai banyak istighfar, berdzikir, mengingat dan mengucap berbagai Asma. Disini, Tuhan sudah mulai dipahami dengan rasa.
  3. Maqam tertinggi adalah "buat". Pada level ini seseorang sudah berubah wujud menjadi pekerja-pekerja tangguh yang mendedikasikan hidupnya untuk melakukan perubahan dan perbaikan diberbagai sektor kehidupan umat dan bangsa. Hasil kerjanya memperlihatkan keindahan dari Asma-Asma yang diucap. Ia bukan sosok yang cuma enak didengar kalau bicara, tetapi karya-karyanya lebih nyata dari omongannya. Pada maqam ini, dia menemukan Tuhan dalam pengabdian. [@Bintang 'Arasy, 2016]

Thursday 14 January 2016

DIKALA HUJAN TURUN

Hujan memang suatu faktor cuaca yang kadang mengganggu aktivitas kita, tapi ngga semua Hujan itu buruk kok. malah kalau ngga pernah hujan, negeri kita ini bakalan kekeringan endingnya kemarau terus kekuarangan air deh. jadi jangan pernah kamu menyalahkan suatu Hujan yang Turun, berbicara soal Hujan hal yang bisa kita kaitkan didalam perasaan adalah mengenai Kenangan, apa sih hubungannya Kenangan sama Hujan? jadi gini, kalian semua pernah merasakan Hujan kan? nah kalau kalian melamun dikala hujan, itu kemungkinan besar kalian bakalan inget tentang masa lalu, flashback tentang kenangan indah bersama seseorang disaat dahulu, tapi ngga semua hujan menggambarkan kenangan masa lalu kok, terkadang juga Hujan membawa kita kepada kesepian dan kesendirian yang ujung-ujungnya kita bakalan galau dibuatnya.:)

memang momen atau saat hujan turun itu cocok sekali buat kita melamun, mengingat-ingat kenangan indah masa lalu, nah hal inilah yang biasanya membuat kalian menjadi galau. usahakan kalau lagi hujan itu jangan melamun, atau malah membayangkan saat-saat indah bersama mantan kekasih kita, hal ini sangat tidak dianjurkan bagi kalian yang belum bisa move on dari masa lalu. Hujan yang turun pasti akan selalu memberikan kenangan setiap rintiknya, tak hanya hujan diluar yang deras.. tetapi Hujan didalam Hati kita juga sangatlah deras...

Tak cuman galau yang dirasakan saat hujan turun, nah buat kamu yang lagi seneng karna pacar tercinta tentu hatinya berbunga-bunga, bahkan malah seneng banget smsan sambil tiduran saat galau. dibarengi dengan alunan musik yang menjadi kesukaan kita pasti akan sangat nyaman sekali suasananya.

Tapi ngga jarang juga kok ada yang memanfaatkan suasan Hujan untuk mengungkapkan suatu perasaan cinta, nah hal ini bisa kalian jadikan alternatif buat ngungkapin perasaan ke pujaan hati.
Aku tak benci hujan..Tapi semua itu terkadang membuat kenangan. Seolah datangnya hujan membuka kembali lembar-lembar kisah cinta dahulu

Masih ingatkah kamu ??? Seandainya iya. masih adakah inginmu untuk mengulang kembali.

Jujur, sebenarnya aku sangat mencintaimu.......