Monday 28 December 2015

BACALAH !


Bacalah cuma 2 menit saja.


Pernah berlaku di zaman Khalifah Bakar As-Sidiq terhadap seorang sahabat yang meninggal dunia. Setelah dimandi dan di kafankan, lalu diletakkan di satu sudut rumah untuk disholatkan. Semasa sholat hendak dimulakan, tiba-tiba mayat itu bergerak-gerak.



Tampillah seorang daripada mereka untuk menghuraikan ikatan kafan karena menyangka mayat itu masih hidup.

Tatkala kafan itu terbuka, alangkah terperanjatnya mereka karena mayat itu di lilit dan digigit oleh seekor ular.

Lalu mereka mengambil kayu untuk memukul ular tersebut.

Sekali lagi mereka terkejut karena ular itu mengucap dua kalimah syahadat serta berkata :

"Apakah sebabnya kamu hendak membunuhku?. Aku tidak bersalah dan tidak pula menyakiti kamu.

Aku hanya menjalankan perintah Allah menyiksa mayat ini sehingga Hari Akhirat".

Para hadirin bertanya : "Apakah yang menyebabkan mayat ini disiksa?"

Ular tersebut menjawab : "Mayat ini selama hidupnya telah melakukan tiga kesalahan yaitu,
Pertama : Ia mendengar azan tetapi tidak diindahkan malah tidak pula mengerjakan sholat.
Kedua : Ia tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Ketiga : Ia tidak mau mendengar nasihat yang baik-baik dari para alim ulama'.
Itulah yang menyebabkannya disiksa sedemikian rupa."

Ya Allah..Kami Memohon pada Engkau , Ampunilah dosa-dosa kami ,terimalah amal ibadah kami, dan matikanlah kami dalam keadaan khusnul khotimah,

Aamiin ya Rabbal'alamiin.

SILAHKAN SHARE... !!!

CINTA

CINTA adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. 

JALAN MENUJU SURGA

JIKA engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah ia…barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat.
Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah ia, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga.
Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.
Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia… Barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia.
Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba’ ta’ kepada anak-anakmu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu..yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.
Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti… Setidaknya itu menjadi sedekah untuk dirimu.
Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata, “Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya.”
Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR. Muslim).
Oleh: Ibunda Holistic Center Thibbun Nabawi