Saturday 11 July 2015

SUBUH SUNYI YANG HILANG

Dunia semakin padat
Jalanan semakin macet
Suasana semakin bising

Pening
Bangun pagi sudah ku dengar rusuh
Pulang kerja pun ku lihat riuh

Pekik suara
Ledak tawa
Deru mesin
Bunyi klakson
Teriak protes
Lengking musik
Gaduh kerja

Duh!
Kemana engkau wahai teduh
Dimana engkau wahai tenang

... ashshalaatu khairun minan naum
Dalam irama Azan ku dengar bisik jawaban:

"Aku masih dapat kau temukan
di sepanjang sunyi jalan
dalam belaian sejuk angin fajar
dari rumah mu menuju masjid"

Aku adalah Subuh
Sunyi mu yang hilang
Tenang mu
Teduh mu

DISKOTIK ISLAMI "MUNGKINKAH ?

Apa yang terbayang ketika mendengar kata ‘diskotik’? Adalah tempat muda-mudi jingkrak-jingkrak, mabuk-mabukan, bersepi-sepian dalam keremangan, sambil melakukan transaksi narkoba dan pelacuran. Bagaimana jika semua sisi negatif tersebut kita ganti dengan elemen positif. Diskotik yang dipercayai sebagai salah satu jalan menuju neraka, sekarang kita setting ulang menjadi media penghantar ke syurga. Caranya mudah: ‘islamisasi diskotik’!

DOA PERGI KULIAH

Ya Allah....
ku ingin hari ini menjadi ladang untuk menuai ilmu
Jadikan semua yang ku lihat, yang ku dengar dan yang ku rasakan
sebagai tambahan pengetahuan bagi ku.

Ya Rahman...
lembutkan hati ku, sucikan pikiran ku
lancarkan lisan ku dan kuatkan ingatan ku.

Ya Rahim…
aku tidak iri dengan orang yang lebih pintar dari ku
aku hanya cemburu kepada orang-orang yang ber-ilmu, kenapa aku tidak seperti itu.

Ya ‘Alim....
Engkau lah pemilik dari semua kecerdasan,
anugerahi lah sedikit saja sebatas mencukupi untuk kebahagiaan bagi dunia dan akhirat ku
anugerahi aku kearifan yang dengannya aku dapat menerangi kegelapan.

Ya Rabbi...
miskinkan saja aku jika hanya harta yang menjadi tujuan menuntut ilmu
hinakan saja aku jika hanya popularitas yang menjadi tujuan keilmuan ku
hanya kekayaan hikmah dan derajat yang tinggi yang ingin ku gapai dari-MU.

Amien....

"PERGILAH !"

Duh, andai pohon bisa berjalan dengan akar, dan terbang dengan daunnya,
maka mereka takkan pernah tersiksa pukulan kapak, tidak juga sayatan gergaji.

Oh, apa yang terjadi jika matahari tidak mau pergi ketika malam tiba?
Akankah kita melihat mentari esok pagi?

Jika lautan tidak pernah berpetualang ke angkasa,
bagaimana mungkin pepohonan tumbuh dengan kelembutan hujannya?
Tetesan yang meninggalkan tanah air samudera rayanya, akan kembali.
Lalu apa yang ditemukan ketika ia pulang?
Ia melihat kerang sedang menunggu pasir yang tumbuh jadi mutiara.

"PASRAH"

Seandainya Musa as hidup kembali, lalu dihadirkan ditengah-tengah untuk diajukan satu pertanyaan, “wahai Nabi Allah Musa, agama apa yang engkau anut?”. Kira-kira apa jawaban Musa? Akankah ia menjawab ‘agama Yahudi’ seperti klaimnya orang-orang Yahudi? Tidak, karena kata ‘Yahudi’ atau ‘Judaisme’ sendiri diambil dari nama Yehuda, anak Nabi Ya’qub, yang hidup sebelum Musa. Istilah Judaisme tidak pernah digunakan pada masa Musa hidup, pun tidak pernah tersebut dalam Taurat maupun Talmud. Jika demikian, apa agama Nabi Musa as? Jawaban yang akan dia berikan adalah, “agama saya adalah agama berserah diri, pasrah, tunduk dan patuh secara tulus dan ikhlas kepada Tuhan yang satu”. Satu kata untuk jawaban indah dan panjang ini, dalam bahasa arab, disebut ‘Islam’.