Monday 27 July 2015

ASAL USUL DEMOKRASI

Alkisah, berkumpullah para orang kaya di sebuah warung kopi. Biar ilmiah sedikit, sebutlah itu terjadi di sebuah kota di Yunani kuna. Atau kalau mau dalam perspektif yang lebih modern, katakanlah itu bermula di sebuah warung nun jauh di Amerika sana.
Karena mereka yang berkumpul ini semuanya sudah kaya, mereka ingin sesuatu yang baru: TERKENAL! Ingat, banyak orang yang kaya tapi tak dikenal oleh massa. Penyakit setiap orang yang sudah kaya adalah ingin popular. Salah satu cara untuk terkenal tentu dengan menjadi kepala negara.
Kalau semua yang kaya menjadi pemimpin di satu negeri tentu tidak bisa. Mesti satu saja. Masalahnya, mereka semua ingin berkuasa dan terkenal. Tetapi mereka juga sadar, bahwa tidak bagus jika sesama orang kaya saling berantam dihadapan orang miskin hanya untuk memperoleh sebuah kursi. Apalagi tujuan menjadi pemimpin hanya sekedar untuk memperoleh titel tambahan, karena pada dasarnya mereka semua sudah pada kaya.
Maka mulailah para orang kaya ini berdiskusi tentang teknis perolehan kekuasaan. Akhirnya mereka setuju untuk menggunakan rakyat sebagai alat untuk mencapai cita-cita. Apalagi mereka melihat rakyat selama ini hanya duduk terbengong-bengong tak ada kerja. Maka didisainlah semacam permainan, dengan sejumlah panitia: ada pelaksana, pengawas, dan sebagainya. Mereka sepakat untuk mengarak rakyat yang miskin-miskin itu, pada hari yang disepakati, guna memilih siapa diantara mereka yang layak memimpin negeri.
Maka kini tugas masing orang kaya bukanlah untuk berantam sesama mereka. Tetapi pekerjaan mereka adalah mempengaruhi rakyat, memberi keyakinan bahwa negeri ini akan maju dibawah kepemimpinan salah satu dari mereka. Jadi, demokrasi itu tak lebih dari "game of the riches", permainan para orang kaya.
Untuk mencapai kemenangan, rakyat tentu harus dibuat militan dan didorong habis-habisan untuk bekerja bagi mereka. Alhasil, rakyat yang memang bodoh-bodoh saling berantam.
Bagi mereka yang kaya, bunuh-bunuhan ini menjadi semacam tontonan kaum bangsawan di Colosseum Gladiator kota Roma.
Bagi orang kaya, semua keriuhan ini tak lebih dari sebuah pesta untuk mengantarkan salah satu dari mereka ke pelaminan istana. Semakin ramai yang hadir tentu akan terlihat semakin hebat dimata orang kaya negeri tetangga.
Diujung semua pesta dan keributan ini, terpilihlah salah satu orang kaya sebagai pimpinan negara. Urusan sesama orang kaya sudah selesai. Mereka saling mengucapkan selamat, diakhiri salam-salaman. Tapi di dada rakyat awam, yang tersisa hanya ego untuk lanjut gontok-gontokan. Rakyat juga disemangati untuk terus memperjuangkan orang kaya panutan masing-masing, pada episode Pilkada mendatang.
Inilah asal usul demokrasi: "dari orang kaya, oleh rakyat miskin, untuk orang kaya." [SM]*****

Saturday 25 July 2015

ABU IBRAHIM WOYLA “WALI DARI TANAH ACEH”

 Abu Ibrahim Woyla adalah pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan AbuIbrahim Keramat atau dipanggilnya dengan sebutan “Tgk Beurahim Wayla”. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh dan dipercaya sering menunaikan shalat Jum’at di Makkah dan kembali pada hari itu juga.

1. Kelahiran Abu Ibrahim Woyla
Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, nKabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M. Mukhlis, salah satu santri kepercayaan Abu Ibrahim Woyla, ditengarai mengetahui persis garis keturunan Abu Ibrahim Woyla. Awalnya garis ke atas keturunan Abu Ibrahim Woyla yang berasal dari Negeri Baghdad berjumlah tujuh orang datang ke Tanah Aceh, persisnya berlabuh di Aceh Barat. Kemudian, ketujuhnya berpisah ke beberapa daerah di Aceh dan di luar Aceh untuk menyebarkan agama Islam.
2. Masa Belajar Abu Ibrahim Woyla
Menurut riwayat, pendidikan formal Abu Ibrahim Woyla hanya sempat menamatkan Sekolah Rakyat (SR), selebihnya menempuh pendidikan Dayah (pesantren tradisional/salafiyyah) selama hampir 25 tahun. Sehingga dalam sejarah masa hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah belajar 12 tahun pada Syaikh Mahmud seorang ulama asal Lhok Nga Aceh Besar yang kemudian mendirikan Dayah Bustanul Huda di Blang Pidie Aceh Barat. Diantara murid Syaikh Mahmud ini selain Abu Ibrahim Woyla juga Syaikh Muda Waly al-Khalidy yang kemudian sebagai seorang ulama Thariqah Naqsyabandiyah tersohor di Aceh. Menurut keterangan, Syaikh Muda Waly hanya sempat belajar pada Syaikh Mahmud sekitar 4 tahun, kemudian pindah ke Aceh Besar dan belajar pada Abu HajiHasan Krueng Kale selama 2 tahun.Setelah itu Syaikh Muda Waly pindah ke Padang dan belajar pada Syaikh Jamil Jaho Padang Panjang. Dua tahun di Padang Syaikh Muda Waly melanjutkan pendidikan ke Mekkah atas kiriman Syaikh Jamil Jaho. Setelah 2 tahun di Mekkah kemudian Syaikh Muda Waly kembali ke Blang Pidie dan melanjutkan mendirikan pesantren tradisional di Labuhan Haji Aceh Selatan. Saat itulah Abu Ibrahim Woyla sudah mengetahui bahwa Syaikh Muda Waly telah kembali dari Mekkah dan mendirikan pesantren, maka Abu Ibrahim Woyla kembali belajar pada Syaikh Muda Waly untuk memperdalam ilmu Thariqah Naqsyabandiyah. Namun sebelum itu Abu Ibrahim Woyla pernah belajar pada Abu Calang (Syaikh Muhammad Arsyad) dan Teungku Bilyatin (Suak) bersama rekan seangkatannya yaitu Abu Adnan Bakongan. Setelah lebih kurang 2 tahun memperdalam ilmu thariqah pada Syaikh Muda Waly, Abu Ibrahim Woyla kembali ke kampung halamannya. Tapi tak lama setelah itu Abu Ibrahim Woyla mulai mengembara yang dimana keluarga sendiri tidak mengetahui ke mana Abu Ibrahim Woyla pergi mengembara.

Karakter Sifat dan Arti tanggal lahir seseorang menurut Hari lahir, Tanggal lahir, dan Bulan lahir

1. Hari Senin
Tidak pelit, ikhlas hati dalam memberi, tidak bisa menyimpan uang, senang membela kebenaran, mudah tersinggung dan tidak pandai bicara.
2. Hari Selasa
Mudah terpengaruh, tidak mempunyai pendirian tetap, gampang naik darah, tidak sabaran dan selalu mau menang sendiri.
3. Hari Rabu
Pendiam namun kalau sudah bicara tidak terduga, tidak suka mencampuri urusan orang lain, baik hati, suka menolong dan banyak rejeki.
4. Hari Kamis
Pendiriannya tidak tetap, suka dipuji, mudah emosi, mudah terbujuk oleh rayuan halus dan tidak sabaran.
5. Hari Jumat
Disukai orang banyak, kuat mental, suka menolong, suka memberi nasehat yang baik dan suka mempelajari ilmu pengetahuan
6. Hari Sabtu
Giat bekerja, rajin pandai mencarari rejeki, ditakuti orang banyak, pandai menempatkan diri dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
7. Hari Minggu
Pandai bergaul, disukai orang banyak, berjiwa besar, suka merendahkan diri, pandai berbicara dan dapat mengatasi masalah yang dihadapiya dengan baik.

Monday 20 July 2015

JANGAN BIARKAN MUSLIM PAPUA MENJADI ROHINGYA 2

Diskriminasi yang diawali dari surat edaran GIDI (Gereja Injili di Indonesia) yang berujung pada serangan terhadap umat Islam di Papua, menunjukan kepada kita bahwa regulasi dan kebijakan yang ada di negeri ini, telah gagal menjamin rasa aman, serta tidak ramah terhadap kaum muslim, baik sebagai mayoritas, apalagi jika menjadi minoritas.
Selain itu, penguasa negeri muslim ini nampak sekali tidak membela umat Islam. Bahkan umat Islam selalu disalahkan. Meski pada faktanya umatIslam adalah korban. Sedangkan umat agama yang lain, meski jelas-jelas ada sebagian pengikut menjadi kriminalnya, penguasa negeri ini tetap saja membela mereka, bahkan tidak keluar satu pun pernyataan mengutuk atau menyebut para pelaku tersebut sebagai tindakan teror.
Jika diamati secara serius, pangkal kisruh ini bermula ketika sistem Demokrasi diterapkan di negeri ini. Melalui mekanisme demokratis, apapun yang dihasilkannya pasti menjadi legal. Meski hasil dari mekanisme tersebut meniscayakan diskriminasi pada umat Islam, baik sebagai mayoritas, maupun minoritas. Kasus diangkatnya gubernur non muslim di Jakarta, diskriminasi terhadap umat Islam di Bali, di Tapanuli, Kupang NTT, Kalteng, di Papua, dll. merupakan bukti nyata, bagaimana Demokrasi tidak ramah terhadap umat Islam.

Gara-gara Speaker?
NAMUN sungguh disayangkan, ketika terjadi pembakaran masjid tempat shalat Ied warga muslim Tolikara, Papua, baru-baru ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla malah menyebut sebab dari kasus pembakaran masjid di Papua ini adalah gara-gara speaker atau pengeras suara Masjid.
Menurut ketua DPP HTI Rochmat S. Labib, pernyataan JK ini mengesankan seolah-olah umat Islamlah yang menjadi pemicu. Hal ini merupakan pola berulang, selalu menyalahkan umat Islam yang menjadi korban. Padahal, adanya surat larangan yang dikeluarkan gereja terhadap ibadah umat Islam, menunjukkan masalah ini bukan sekedar speaker. Ditambah lagi adanya berbagai bentuk tekanan terhadap umat Islam selama ini di beberapa tempat di Papua. “Kalaupun ada masalah pengeras suara, apakah kemudian boleh bakar-bakaran seperti itu ?” tanyanya. Apalagi, lanjutnya, shalat Idul fitri tidaklah membutuhkan waktu lama, biasanya, tidak lebih dari 1 jam, apa salahnya memberikan umat Islam kesempatan dalam waktu yang tidak begitu lama untuk beribadah, ujarnya. (hizbut-tahrir.or.id, 18/7/2015).

AMALAN DAN PUBLIKASI

Pernah di Kufah, anak-anak yatim setiap subuh mendapati susu dan roti terletak di depan rumah-rumah mereka. Namun sejak 20 Ramadhan tahun 40 H tak lagi mereka temukan makanan-makanan itu. Baru mereka sadari, ternyata orang yang selama ini mengirimi mereka paket pangan, baru saja ditebas pedang beracun ibnu Muljam ketika sedang memimpin shalat subuh pada 19 Ramadhan. Dia syahid 3 hari kemudian, pada tengah malam 21 Ramadhan.
Lihatlah. Apa yang secara sembunyi-sembunyi dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib ini, terekam oleh sejarah dan dikenang berabad-abad kemudian. Padahal tidak ada kru kamera dan juru tulis yang dibawa serta dalam misi-misi kemanusiaan.
Bandingkan dengan kita, wakil-wakil kita, dan pemimpin-pemimpin kita sekarang, termasuk saya, saban hari meng-upload gambar dan berita tentang santunan kepada kaum dhu'afa. Seolah-olah saya lah pemimpin yang paling peduli mereka.
Saya tidak menolak nilai penting saling berbagi. Pun saya menyadari ada baiknya memberi secara terbuka, guna memotivasi yang lain untuk melakukan hal serupa. Saya tau, ada sebagian kecil dari kita yang begitu ikhlas dengan hal-hal seperti ini. Tapi saya mencium, ada bau kental pencitraan politik pada sebagian besar lain dari kita, yang diniatkan untuk mendulang suara pada Pilkada. Tapi penciuman saya boleh jadi salah, karena belakangan saya semakin sulit membedakan antara bau kentut dan kesturi.
Ah, positif saja. Mungkin inilah cara efektif beramal pada zaman global arus informasi. Jika dulu pahalanya banyak diperoleh dari amalan memberi, mungkin sekarang kita mendapatkan balasan dari Allah dengan amalan publikasi. Atau mungkin model ke-riya-an seperti ini menjadi instrumen utama untuk survive dalam kompetisi di era demokrasi. Ah, saya terlalu banyak berprasangka, walaupun sudah sebulan berusaha berpuasa. Semoga Allah kembali mengampuni saya.
Sudahlah, ini memang zaman penuh fitnah dan serba salah. Berbuat tanpa diketahui, juga salah. Diketahui tak berbuat, lebih salah lagi. Selamat hari raya! [SM]

JANGAN BIARKAN MUSLIM PAPUA MENJADI ROHINGYA 1

BUKAN hanya di Rohingya, bukan pula di Palestina. Kejadian tragis ternyata menimpa umat Islam di Papua. Hari Idul Fitri yang seharusnya dirayakan suka cita, nyatanya telah dirusak sekelompok radikal yang membakar masjid tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri di Tolikara, Papua. Sontak saja kejadian ini menjadi sorotan kaum muslim di Indonesia.
Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, inti persoalan adalah jemaat nasrani merasa terganggu speaker masjid umat muslim yang akan melakukan shalat ied. Mereka kemudian meminta umat muslim membubarkan shalat ied tersebut. Saat itulah kelompok nasrani melempari masjid dengan api hingga terbakar. (republika.co.id, 17/7/2015). Peristiwa brutal itu berakibat 70 rumah kios berkonstruksi papan kayu terbakar. Jamaah yang sedang salat ied sempat berhamburan dan menyelamatkan diri ke Koramil setempat. Personel Polri/TNI berhasil melumpuhkan 11 orang penyerang. (news.detik.com, 17/7/2015).

Sunday 12 July 2015

3 TANDA SESEORANG MENCINTAIMU DENGAN TULUS


  1. Orang yang mencintai kamu selalu ingin tau tentang apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini, Ia ingin tau kegiatan kamu.
  2. Orang yang mencintai kamu selalu menerima kamu apa adanya, dimatanya kamu yang tercantik/tertampan walaupun mungkin kamu merasa berat badan kamu sudah berlebihan atau kamu merasa kegemukan.
  3. Orang yang mencintai kamu tidak pernah bisa memberikan alasan kenapa ia mencintai kamu, yang ia tahu di matanya hanya ada kamu satu-satunya..

Saturday 11 July 2015

SUBUH SUNYI YANG HILANG

Dunia semakin padat
Jalanan semakin macet
Suasana semakin bising

Pening
Bangun pagi sudah ku dengar rusuh
Pulang kerja pun ku lihat riuh

Pekik suara
Ledak tawa
Deru mesin
Bunyi klakson
Teriak protes
Lengking musik
Gaduh kerja

Duh!
Kemana engkau wahai teduh
Dimana engkau wahai tenang

... ashshalaatu khairun minan naum
Dalam irama Azan ku dengar bisik jawaban:

"Aku masih dapat kau temukan
di sepanjang sunyi jalan
dalam belaian sejuk angin fajar
dari rumah mu menuju masjid"

Aku adalah Subuh
Sunyi mu yang hilang
Tenang mu
Teduh mu

DISKOTIK ISLAMI "MUNGKINKAH ?

Apa yang terbayang ketika mendengar kata ‘diskotik’? Adalah tempat muda-mudi jingkrak-jingkrak, mabuk-mabukan, bersepi-sepian dalam keremangan, sambil melakukan transaksi narkoba dan pelacuran. Bagaimana jika semua sisi negatif tersebut kita ganti dengan elemen positif. Diskotik yang dipercayai sebagai salah satu jalan menuju neraka, sekarang kita setting ulang menjadi media penghantar ke syurga. Caranya mudah: ‘islamisasi diskotik’!

DOA PERGI KULIAH

Ya Allah....
ku ingin hari ini menjadi ladang untuk menuai ilmu
Jadikan semua yang ku lihat, yang ku dengar dan yang ku rasakan
sebagai tambahan pengetahuan bagi ku.

Ya Rahman...
lembutkan hati ku, sucikan pikiran ku
lancarkan lisan ku dan kuatkan ingatan ku.

Ya Rahim…
aku tidak iri dengan orang yang lebih pintar dari ku
aku hanya cemburu kepada orang-orang yang ber-ilmu, kenapa aku tidak seperti itu.

Ya ‘Alim....
Engkau lah pemilik dari semua kecerdasan,
anugerahi lah sedikit saja sebatas mencukupi untuk kebahagiaan bagi dunia dan akhirat ku
anugerahi aku kearifan yang dengannya aku dapat menerangi kegelapan.

Ya Rabbi...
miskinkan saja aku jika hanya harta yang menjadi tujuan menuntut ilmu
hinakan saja aku jika hanya popularitas yang menjadi tujuan keilmuan ku
hanya kekayaan hikmah dan derajat yang tinggi yang ingin ku gapai dari-MU.

Amien....

"PERGILAH !"

Duh, andai pohon bisa berjalan dengan akar, dan terbang dengan daunnya,
maka mereka takkan pernah tersiksa pukulan kapak, tidak juga sayatan gergaji.

Oh, apa yang terjadi jika matahari tidak mau pergi ketika malam tiba?
Akankah kita melihat mentari esok pagi?

Jika lautan tidak pernah berpetualang ke angkasa,
bagaimana mungkin pepohonan tumbuh dengan kelembutan hujannya?
Tetesan yang meninggalkan tanah air samudera rayanya, akan kembali.
Lalu apa yang ditemukan ketika ia pulang?
Ia melihat kerang sedang menunggu pasir yang tumbuh jadi mutiara.

"PASRAH"

Seandainya Musa as hidup kembali, lalu dihadirkan ditengah-tengah untuk diajukan satu pertanyaan, “wahai Nabi Allah Musa, agama apa yang engkau anut?”. Kira-kira apa jawaban Musa? Akankah ia menjawab ‘agama Yahudi’ seperti klaimnya orang-orang Yahudi? Tidak, karena kata ‘Yahudi’ atau ‘Judaisme’ sendiri diambil dari nama Yehuda, anak Nabi Ya’qub, yang hidup sebelum Musa. Istilah Judaisme tidak pernah digunakan pada masa Musa hidup, pun tidak pernah tersebut dalam Taurat maupun Talmud. Jika demikian, apa agama Nabi Musa as? Jawaban yang akan dia berikan adalah, “agama saya adalah agama berserah diri, pasrah, tunduk dan patuh secara tulus dan ikhlas kepada Tuhan yang satu”. Satu kata untuk jawaban indah dan panjang ini, dalam bahasa arab, disebut ‘Islam’.

Friday 10 July 2015

30 HARI ITU UNTUK MEMBAKAR "SECUIL" DOSA

Adalah Adam as, yang pertama berpuasa 30 hari. Itu ia lakukan untuk menghilangkan "secuil" khuldi yang terlanjur ia konsumsi akibat lupa peringatan Tuhannya. Bayangkan, hanya "secuil" makanan haram yg masuk ke perutnya, tetapi ia harus segera 'membakar'-nya selama 30 hari. Bahkan diriwayatkan, Adam disyari'atkan sekali sahur dan baru boleh berbuka setelah 30 hari lamanya (HR. Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib). Begitulah ketatnya perintah Tuhan untuk mensucikan diri dari "secuil" benda haram agar tidak menjadi darah dagingnya.
Lalu bayangkan kita; berapa ton uang, harta dan makanan haram telah masuk ke perut kita, setiap hari pula. Seumur hidup pun kita berpuasa tentu tak cukup waktu utk 'membakar' habis itu semua. Bukan cuma telah menjadi darah daging, asupan-asupan haram itu sudah menjadi tulang belulang kita. Tubuh kita telah menjelma menjadi struktur dosa. Tidak lagi dengan puasa, tapi hanya api neraka yang mampu menghilangkan semua dosa korupsi kita.

CIRI UTAMA MENDAPATKAN LAILATUL QADAR

Ciri terpenting dari orang yang telah memperoleh Lailatul Qadar adalah "rajin membaca." Bukankah Lailatul Qadar itu malam turunnya perintah "Baca !"? Al-Quran diwahyukan untuk memotivasi kita "membaca", yg dlm berbagai makna dikenal dg: "meneliti", "mengkaji", "menelaah", "menelusuri", "menganalisis", "mengenal", "memahami" dan segala fungsi pendewasaan akal lainnya yang menjadi akar rasional sebuah peradaban. Karena dengan membaca kita terbebas dari alam jahiliah (kebodohan) menuju kepada pengetahuan. Malam Qadar adalah malam ketika Nabi saw ditetapkan utk mulai "membaca" (iqra), lalu ia memperoleh pengetahuan tertinggi tentang Tuhan (bismi rabbik) dan segala ciptaan-Nya (alladzi khalaq). Melihat rendahnya budaya baca bangsa, bisa dipastikan mayoritas kita tak pernah mendapatkan Lailatul Qadar. Semoga pada 10 terakhir Ramadhan tahun ini kita temukan kesadaran "iqra" itu.